Pengertian Metode Ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi². Metode ilmiah melibatkan pengamatan dan pengukuran yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian, dan modifikasi hipotesis². Hipotesis adalah dugaan, berdasarkan pengetahuan yang
Perbedaan utama antara penelitian ilmiah dan non-ilmiah adalah penelitian ilmiah dapat diulang beberapa kali menggunakan metode dan data yang sama, sedangkan penelitian non-ilmiah tidak dapat diulang karena menggunakan intuisi, pengalaman pribadi, dan keyakinan pribadi. Studi penelitian ilmiah dan non-ilmiah berbeda satu sama lain dalam metodenya. Pada dasarnya penelitian ilmiah menggunakan proses yang logis dalam melakukan penelitian, sedangkan penelitian non ilmiah menggunakan teknik dan strategi yang tidak mengandung landasan ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. ISI 1. Ikhtisar dan Perbedaan Kunci2. Apa itu Penelitian Ilmiah3. Apa itu Penelitian Non-Ilmiah4. Penelitian Ilmiah vs Non-Ilmiah dalam Bentuk Tabular5. Ringkasan – Penelitian Ilmiah vs Non-Ilmiah Penelitian ilmiah mengacu pada penelitian yang mengumpulkan data menggunakan metode dan strategi sistemik. Ada dasar ilmiah dan sistemik dalam pengumpulan data, interpretasi, dan evaluasi data. Ketika melakukan penelitian ilmiah, peneliti harus merencanakan penelitian dan menentukan metodologi. Menurut teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, penelitian ilmiah dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori sebagai observasional dan eksperimental. Penelitian ilmiah beroperasi pada dua tingkat. Satu tingkat adalah tingkat teoretis, dan yang lainnya adalah tingkat empiris. Pada tataran teoritis dikembangkan konsep-konsep, khususnya konsep-konsep yang berkaitan dengan fenomena sosial dan alam. Pada tingkat empiris, konsep dan hubungan teoretis diuji. Ada dua bentuk penelitian ilmiah induktif dan deduktif. Ini tergantung pada pelatihan dan minat peneliti. Dalam penelitian induktif, peneliti mengumpulkan konsep teoritis dari data yang diamati, sedangkan dalam penelitian deduktif, peneliti menguji konsep dan pola teori menggunakan data empiris baru. Apa itu Riset Non-Ilmiah? Penelitian non-ilmiah adalah penelitian yang dilakukan tanpa metode yang sistematis dan dasar ilmiah. Dalam penelitian non-ilmiah, intuisi, pengalaman pribadi, dan keyakinan pribadi digunakan sebagai teknik untuk mencapai suatu kesimpulan. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian non-ilmiah pada dasarnya didasarkan pada pemikiran dan praduga pribadi. Dalam penelitian non-ilmiah, metode logis dan sistematika tidak digunakan dalam menganalisis data. Penelitian non-ilmiah hanya memberikan solusi untuk masalah tertentu. Itu tidak fokus pada kegiatan atau rekomendasi lain untuk masalah khusus itu. Selain itu, tidak menggunakan prosedur logis atau terorganisir untuk membentuk kesimpulan. Apa Perbedaan Antara Penelitian Ilmiah dan Non-Ilmiah? Meskipun penelitian ilmiah dan non-ilmiah digunakan dalam mengumpulkan data, mereka mengikuti metode dan prosedur yang berbeda. Perbedaan utama antara penelitian ilmiah dan non-ilmiah adalah penelitian ilmiah dapat diulang beberapa kali menggunakan metode dan data yang sama, sedangkan penelitian non-ilmiah tidak dapat diulang karena menggunakan intuisi, pengalaman pribadi, dan keyakinan pribadi. Selain itu, dalam penelitian ilmiah, data dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik seperti observasi, perumusan, dan pengujian hipotesis. Sedangkan dalam penelitian non-ilmiah, pengumpulan data hanya menggunakan observasi. Selain itu, penelitian ilmiah mengikuti proses yang logis dan sistematis untuk sampai pada suatu kesimpulan, tetapi dalam penelitian non-ilmiah, hanya kepercayaan dan harapan orang yang dipertimbangkan untuk sampai pada suatu kesimpulan. Selain itu, penelitian non-ilmiah tidak mengikuti metode logis, ilmiah, atau sistematis. Jadi, ini adalah perbedaan utama lainnya antara penelitian ilmiah dan non-ilmiah. Selain itu, penelitian ilmiah bersifat objektif, sedangkan penelitian non-ilmiah bersifat subyektif. Di bawah ini adalah ringkasan perbedaan antara penelitian ilmiah dan non-ilmiah dalam bentuk tabel untuk perbandingan berdampingan. Ringkasan – Penelitian Ilmiah vs Non-Ilmiah Penelitian ilmiah menggunakan proses yang logis dalam melakukan penelitian dan merumuskan kesimpulan, sedangkan penelitian non ilmiah menggunakan teknik dan strategi yang tidak didasarkan pada metode ilmiah dalam memperoleh pengetahuan dan sampai pada suatu kesimpulan. Perbedaan utama antara penelitian ilmiah dan non-ilmiah adalah penelitian ilmiah dapat diulang beberapa kali menggunakan metode dan data yang sama, sedangkan penelitian non-ilmiah tidak dapat diulang karena menggunakan intuisi, pengalaman pribadi, dan keyakinan pribadi. Referensi Adam. “Apa itu Penelitian Ilmiah?” Kesopanan Gambar 1. “Riset-huruf-kata-kata-scrabble” CC0 melalui Pixabay Menurut Sanapiah Faisal, penelitian ilmiah merupakan suatu aktivitas dalam menelaah suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah secara tertata dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat diandalkan kebenarannya mengenai dunia sosial.Karlina 114020084 Manajemen C Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon METODE ILMIAH DAN METODE NON ILMIAH A. Pengertian Metode Ilmiah dan Non Ilmiah 1. Metode Ilmiah Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Metode ilmiah merupakan rangkaian struktur kerja yang tidak dapat dipisahkan. Metode Ilmiah adalah cara untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan kebenaran suatu teori dan atau pernyataan terkait dengan yang akan dikemukakan. Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabila dilakukan dengan struktur metode ilmiah. Seperti Perumusan masalah, Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori, Penarikan Hipotesis, Eksperimen/Percobaan, Analisis Data, Penarikan Kesimpulan. 2. Metode Non Ilmiah Metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya. B. Perbedaan Metode Ilmiah dan Non Ilmiah 1. Metode Ilmiah Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabisa dilakukan dengan struktur metode ilmiah. Struktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah sebagai berikut a. Perumusan masalah Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatuobjek secara tertulis, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersbut. b. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori Penyusunan Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Keterangan keterangan dalam menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh dari buku-buku laporan hasil penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau melalui pengamatan langsung observasi di lapangan. Dasar teori berguna sebagai dasar menarik hipotesis. c. Penarikan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat empiris, , karena belum terbukti melalui eksperimen. d. Eksperimen/Percobaan Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan percobaan atau eksperimen. Dari eksperimen atau percobaan tersebut akan diperoleh data. Data inilah yang akan dianalisa untuk memudahkan penarikan kesimpulan. Dalam melakukan eksperimen diperlukan beberapa variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu eksperimen. Variabel penelitian tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dengan adanya variabel penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan. Jenis-jenis penelitian sebagai berikut a. Variabel Bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama dalam eksperimen. b. Variabel Terikat adalah variabel yang muncul akibat perlakuan dari variabel bebas. c. Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. e. Analisis Data Data diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dapat dibedakan menjadi 2 jenis sebagai berikut 1. Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk deskripsi. Contoh data ciri morfologi. 2. Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasil pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Data kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang lain. f. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan permasalahna dan hipotesis. Ada 2 kemungkinan yang ada dalam pengmbilan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima dan hipotesis ditolak. 2. Metode Non Ilmiah Ada beberapa pendekatan metode non ilmiah yang banyak digunakan, yaitu; pendapat otoritas, pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba Trial and Error, metode a priori dan sebagainya. a. Pendapat Otoritas Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang/ilmu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandang benar. Kadang-kadang ada pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yang mempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau kebenaran. Sejarah membuktikan bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang percaya bahwa matahari adalah satelit dari bumi. Bumi adalah pusat dari alam semesta. Copernicus dan kawan-kawanya dengan gigih membuktikan teori baru yang sekarang dipercaya kebenarannya bahwa sebenarnya bumi dan satelit-satelit yang lainya berbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri teori salah yang telah sekian lama selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yang memiliki wewenang. b. Pengalaman Untuk memperoleh sesuatu yang mereka inginkan manusia seringkali menggunakan pengalaman-pengalamannya. Contoh misalnya anak kecil kerapkali menggunakan pengalaman-pengalamannya untuk mendapatkan sesuatu yang dikehendaki dari orang tuanya. Misalnya; anak kecil menggunakan pengalamanya bahwa kalau ia selalu patuh terhadap orang tua dan berprestasi selalu mendapat ganjaran dari orang tuanya. Sebaliknya, kalau ia tidak patuh dan tidak berprestasi ia kena marah. Dengan pengalaman-pengalaman seperti itu, anak-anak cenderung patuh dan ingin mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh pujian dan ganjaran dari orang tuanya. Pengalaman memang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan secara kritis bisa merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus kalau di rumah ; Selalu memilih kue-kue yang besar waktu ibunya membagi kue-kue kemungkinan anak itu akan memilih hadiah yang dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar meskipun mungkin isinya barang yang tak berharga. c. Penemuan Coba-coba Trial and Error Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak diantaranya sangat berguna, Misalnya, Newton menemukan hukum grafitasi bumi waktu ia secara kebetulan melihat buah apel yang jatuh. Archimedes, menemukan dalil Archimedes yang sangat terkenal itu sewaktu ia mandi berendam dalam suatu bak yang penuh air. Ada seorang penderita malaria yang secara kebetulan menemukan obat penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuan-penemuan seperti itu di peroleh tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimati dan terkendali. Penemuan coba-coba trial and error di peroleh tanpa kepastian untuk memperoleh suatu kondisi tertentu untuk pemecahan suatu masalah. Usaha seperti ini umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuk suatu pemecahan masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha coba-coba. Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol. d. Metode A Priori Metoda a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung didapat dengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang. Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman. C. Memahami Metode Ilmiah Perkembangan pola pikir manusia dimualai dari zaman Babilonia kurang lebih 650SM dimana orang percaya pada mitos, ramalan asib berdasarkan perbintangan. Bahkan percaya adanya banyak dewa. Pengetahuan itu mereka peroleh dengan berbagai cara, antara lain 1. Prasangaka Yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak mungkin benar. Contoh, pada zaman Babilonia, orang percaya bahwa hujan dapat turun dari surge sampai kebumi melalui jendela-jendela yang ada di langit. Dengan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Prasangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran. 2. Intuisi Yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari erbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tidak disadari. Jadi, seolah-olah begitu saja muncul pendapat itu tanpa difikir. Pengetahuan yang dicapai denngan cara demikian sukar dipercaya, ungkapan-ungkapan sering juga masuk akal namun belum tentu cocok dengan kenyataan. Contoh, seorang astrolog disamping rumusannya sering menggunakan intuisinya dalam memberikan ramalan nasib seseorang. 3. Trial and error Yaitu metode coba-coba atau untung-untunngan. Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam sebuah kerangken dari percobaab Kohler, seorang psikolog Jerman. Kera itu dengan cara coba-coba akhirnya dapat juga meraih pisang dengan menggunakan tongkat. Banyak penemuan hasil “real and error” sangat berguna bagi manusia, misalnya, ditemukannya rendaman kulit kina untuk obat malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak efisien sebagai suatu cara untuk mencari kebenaran. Pada zaman Yunani orang cenderung untuk mengikuti ajaran dari para ahli piker atau para penguasa. Namun, ajaran-ajaran ini ternyata banyak yang keliru karena ahli-ahli piker itu terlalu mengandalkan atas pemikiran atau akal sehat, dan kebenaran yang dianut itu adalah yang masuk akalnya. Contohnya, setiap hari kita melihat matahari terbit dari timur lalu terbenam dari barat. Maka masuk akallah bila dikatakan bahwa matahari beredar mengelilingi bumi. Pengetahuan yang didapat dengan cara tersebut diatas termasuk pada golongan pengetahuan yang tidak ilmiah. Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat yaitu 1. Objektif Artinya pengetahuan itu sesuai objeknya, maksudnya adalah bahwa kesesuaian atau dibuktikan denga hasil pengindraan. Contoh, Galileo dapat dianggap tokoh perintis ilmu pengetahuan khususnya IPA karena ia berani menentang kepercayaan yang ada pada masa itu yang berlawanan dari hasil pengamatannya. Ia mengajarkan pada murid0muridnya untuk tidak begitu saja mempercayai ajaran Aristoteles dan hendaknya melakukan eksperimen serta membuat kesimpulan atas obserfasinya itu. Singkatnya, Galileo mendambakan kebenaran yang objektif atas dasar empiri. 2. Metodik Artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu dan terkontrol. 3. Sitematik Artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. 4. Berlaku umum Artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Contoh melalui teropongnya Galileo menemukan adanya gunung-gunung di bulan. Pengetahuan ini tak hanya berlaku bagi Galileo tetapi setiap orang bila menggunakan teropong yang sama dengan cara yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama, yaitu bahwa di bulan ada gunung-gunung. D. Memahami Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes didalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Kedua perbedaan diatas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan atau alam diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan eksperimen, kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya atau teorinya. Teori pun tidak berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan. Contoh 1. Maxwell tidak akan sampai menyusun teori gelombang elektromagnetik, kalau seandainya Faraday tidak berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksi elektromagnetik. 2. Planet Neptunus tidak akan diketemukan secara teoritis seandainya sebelumnya tidak ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planet lainnya. Jadi dapatlah disetujui bahwa ipa adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh atau disususn dengan cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikiana seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu yang demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA. Sejak abad ke 16 para ilmuan mulai menggunakan metode itu ddalam mempelajari alam semesta ini. Mereka menyadari adanya suatu masalah. Pemecahan masalah itu dilakukan tahap demi tahap dengan urutan langkah-langkah yang logis, dikumpulkannya fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut, mengujinya berulang-ulang melalui eksperimen tersebut yang diyakini kebenarannya. Pendekatan yang digunakan kadang-kadang bersifat induktif dan kadang-kadang bersifat deduktif. Pendekatan induktif iaalah mengambil kesimpulan umum berdasar dari sekumpulan oengetahuan, sedangkan yang bersifat deduktif ialah berdasarkan hal-hal yang sudah dianggap benar diambil suatu kesimpulan dengan menggunakan hal-hal yang dianggap benar itu. Sejak digunakannya metode ilmiah didalam penelitian ilmiah, dimulailah ipa modern yang kemudian berkembang sangat pesat. Perintis-perinyis ipa modern ialah Galililoe Galililei 1564-1642, Isaac Newton 1642-1727 dan Robert Boyle 1626-16910, sedangkan yang khusus dalam ilmu kimia ialah Antoine Lurente Lavoiser 1743-1793. Lavoiser melalui eksperimen-eksperimen yang dilakukannya berulang-ulang telah dapat membuktikan bahwa pada proses pembakaran terjadi reaksi antara bahan yang dibakan denngan oksigen yang terdapat di hawa udara jadi bukan karena bahan yang dibakar tersebut mengandung flogiston seperti anggapan orang-orang sebelumnya. Berdasarkan penemuanya itu lavoiser telah membukatikan bahwa teori flogiston itu salah dan sebagai gantinya dikemukakan teori oksigen yang masih berlaku sampai saat ini. Sukses lavoiser ini diperoleh karena dia menggunakan metode ilmiah dalam penelitiannya. Adapun langkah-langkah didalam metode ilmiah adalah 1. Perumusan masalah 2. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori 3. Penarikan Hipotesis 4. Eksperimen/Percobaan 5. Analisis Data 6. Penarikan Kesimpulan menjadi hasil teori ilmiah Secara umum, penilitian dapat diartikan sebagai proses mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara sistematis sehingga menghasilkan kesimpulan yang sah. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah merupakan langkah yang hierarkis berjenjang atau berurutan dan logis. Tahapan-tahapannya sitematis, bukan acak. Dalam penelitian, langkah dengan menggunakan metode ilmiah tersebut secara tipikal dapat dirinci sebagai berikut. 1. Mengenali dan menentukan masalah yang akan diteliti. 2. Mengkaji teori yang sudah ada yang relevan dengan masalah yang hendak diteliti. 3. Mengajukan hipotesis atau pertanyaan penelitian. 4. Membuat desain penelitian untuk menguji hipotesis tersebut. 5. Mengumpulkan data dengan menggunakan prosedur yang mengacu pada desain penelitian. 6. Menganalisis data. 7. Menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan. Dalam penelitian, suatu penarikan kesimpulan yang tidak menggunakan pendekatan atau metode ilmiah dapat dikatakan tidak sah. Kenapa? Hal ini perlu disadari oleh peneliti pemula karena dalam praktik ada beberapa prosedur dasar dalam penarikan kesimpulan yang tampak sah ternyata justru sebaliknya, tidak sah karena pendekatan yang ia gunakan bukan pendekatan ilmiah. Jika prosesnya tidak sah maka produk yang dihasilkan juga tidak sah secara ilmiah. Suatu produk penelitian dalam hal ini pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah paling tidak mempunyai beberapa karakteristik, antara lain 1. Objektif 2. Bahasa jelas 3. Dapat diverifikasi, dan 4. Empirik Bagi orang awam, pengertian objektif adalah lawan dari subjektif, tidak bias, dan terbuka terhadap kritik. Dari sudut pandang prosedural dalam rangkaian proses penelitian, kata objektif ini mengacu pada prosedur pengumpulan dan analisis data sehingga si peneliti tidak mungkin menginterpretasikan hasil penelitiannya secara salah. Dengan kata lain, jika ada orang lain melakukan penelitian tersebut dengan prosedur seperti yang ia lakukan maka hasil yang diperoleh akan sama. Objektivitas ini sangat penting dalam penelitian dan deskripsi prosedur perlu sejelas mungkin agar terbuka peluang bagi peneliti lain untuk mereplikasi penelitian tersebut. Kadar objektivitas dalam banyak hal ditentukan oleh objek dan tempat penelitian. Contohnya, kadar objektivitas penelitian fisika di laboratorium relatif lebih tinggi daripada penelitian biologi di lapangan atau di kebun percobaan. Yang perlu disadari adalah bahwa masalah objektivitas bukan merupakan hal yang mudah karena penelitian sosial bukan dilakukan terhadap benda mati melainkan kepada manusia yang mempunyai perilaku berubah-ubah/sukar diramal. Oleh karenanya diperlukan kecermatan yang tinggi jika hasil yang diharapkan kelak ingin benar-benar dapat dipercaya. Kejelasan atau akurasi merupakan aspek kedua yang perlu diperhatikan dalam penelitian. Dalam penelitian banyak sekali bahasa atau istilah teknis yang mungkin hanya dikenali oleh orang-orang tertentu. Bahasa yang digunakan harus jelas dan tepat. Salah satu cara untuk mengindahkan prinsip kejelasan berbahasa ini adalah membuat definisi operasional istilah yang digunakan sehingga orang lain tidak salah dalam menangkap makna yang ingin dituangkan dalam laporan penelitian. Aspek ketiga adalah keterbukaan untuk diverifikasi. Ini berkaitan erat dengan dua aspek sebelumnya. Bila kedua aspek tersebut diindahkan, maka baik desain maupun hasil penelitian tersebut bersifat terbuka dan dapat ditindaklanjuti baik dalam bentuk penelitian ulang oleh peneliti lain atau penelitian yang lebih mendalam. Dalam dunia penelitian, hasil replikasi bisa sama, bisa juga berbeda dengan hasil penelitian semula. Istilah keterbukaan untuk diverifikasi disini berarti segala informasi dalam penelitian tersebut terbuka bagi publik untuk direplikasi, ditelaah kembali, dan di kritik, dikonfirmasi atau bahkan ditolak oleh peneliti lain. Aspek keempat, pendekatan yang dilakukan dalam dunia penelitian adalah pendekatan benar oleh orang awam apabila sesuatu itu berjalan baik, tanpa mempertanyakan kembali mengapa sesuatu dianggap benar, karena kalau tidak benar maka tidak akan berjalan baik. Tetapi bagi seorang peneliti, pengertian empiris itu didasarkan pada bukti yang ditunjukkan dengan data. Dimana data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan prosedur yang sistematis serta objektif. Jika para peniliti tidak dapat membedakan antara pendekatan ilmiah dan non ilmiah maka akibatnya akan fatal. Hail jerih payah penelitian tidak akan sah karena tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Irawan 1977 membedakan pendekatan ilmiah dan non ilmiah berdasarkan masalah yang dirumuskan, jawaban yang diberikan, proses pengumpulan dan analisis data serta penyimpulan hasil dan pemanfaatan hasil. Perhatikan tabel berikut agar pembaca lebih memahami perbedaan pendekatan ilmiah dan non-ilmiah. Tabel Perbedaan Pendkatan Penelitian Ilmiah dan Non-Ilmiah Metode Ilmiah Metode Non-Ilmiah Permasalahan harus dirumuskan secara jelas, spesifik dan Nampak variable yang diteliti Permasalahan yang dipertanyaakan sering tidak jelas, tetapi bersifat umum dan sumir Jawaban yang diberikan terhadap permasalahan harus didukung dengan logis dan benar Jawaban apapun tidak perlu didukung data Proses pengumpulan data, analisis data, dan penyimpulan harus dilakukan dengan logis dan benar Tidak ada proses pengumpulan data atau analisis data, meskipun mungkin ditutup dengan kesimpulan Kesimpulan siap diuji oleh siapapun yang meragukan validitasnya Pengujian terhadap kesimpulan boleh dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti bagi kesimpulan pertama Hanya digunakan untuk mengkaji hal-hal yang diamati, dapat dikur, empiris Boleh saja digunakan untuk mengkaji hal apapun termasuk yang paling misterius, supranatural, dan dogmatis
metode Ilmiah dan non ilmiah. 1. Metode. Ilmiah. Metode Ilmiah. merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuan untuk memecahkan. masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Perbedaan metode ilmiah dengan metode non ilmiah? INI JAWABAN TERBAIK 👇 1. Metode ilmiah adalah metode sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan Metode tidak ilmiah adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun, untuk menyelesaikan masalah tersebut, ia hanya mengandalkan pendapat atau asumsi para pemikir atau penguasa yang dianggap benar. Namun, asumsi ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Karya ilmiah memiliki struktur yang lebih kompleks dengan bagian-bagian seperti abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil atau temuan, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka. Karya ilmiah juga cenderung memerlukan tinjauan pustaka yang lebih mendalam untuk mendukung argumen yang diajukan. 3. Gaya Penulisan. Seperti dikutip
METODE ILMIAH DAN METODE NON-ILMIAHTable of Contents Show METODE ILMIAH DAN METODE NON-ILMIAH A. Pengertian metode Ilmiah dan non ilmiah. 1. Metode IlmiahArtikelTerkait Downoad 40+ Contoh Judul Skripsi Pendidikan Guru PAUD PG PAUD S1 beserta file PDF Panduan Baru Cara Download di Karyatulisku Download 50 Contoh Skripsi Akuntansi S1 Terbaik dalam bentuk PDF Download 101+ Contoh Skripsi Teknik Informatika PDF dan Tips Membuat Judul Skripsi 2. Metode Non IlmiahA. Ciri-ciri Metode Ilmiah 2. Direplikasi 3. Provisional 4. Tujuan 5. SistematisD. Unsur-unsur Metode Ilmiah Karakterisasi Hipotesis Prediksi Eksperimen Evaluasi dan pengulanganKriteria Metode Ilmiah Berdasarkan fakta Bebas dari prasangka Menggunakan prinsip-prinsip analisis Perumusan Masalah atau pembuatan hipotesis Menggunakan ukuran objektif Menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif dalam melakukan Metode Ilmiah Bersifat analistis dan kritis Bersifat logis Bersifat obyektif Bersifat empiris Bersifat konseptual A. Pengertian metode Ilmiah dan non ilmiah. 1. Metode IlmiahMetode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Metode ilmiah merupakan rangkaian struktur kerja yang tidak dapat Ilmiah adalah cara untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan kebenaran suatu teori dan atau pernyataan terkait dengan yang akan dikemukakan. Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabila dilakukan dengan struktur metode ilmiah, seperti Perumusan masalah, Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori, Penarikan Hipotesis, Eksperimen/Percobaan, Analisis Data, Penarikan Kesimpulan2. Metode Non IlmiahMetode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya. B. Perbedaan metode ilmiah dan non ilmiah. 1. Metode Ilmiah Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabisa dilakukan dengan struktur metode ilmiah. Struktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah sebagai berikut masalah Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatuobjek secara tertulis, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori Penyusunan Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Keterangan keterangan dalam menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh dari buku-buku laporan hasil penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau melalui pengamatan langsung observasi di lapangan. Dasar teori berguna sebagai dasar menarik Penarikan HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat empiris, karena belum terbukti melalui Eksperimen/Percobaan Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan percobaan atau eksperimen. Dari eksperimen atau percobaan tersebut akan diperoleh data. Data inilah yang akan dianalisa untuk memudahkan penarikan kesimpulan. Dalam melakukan eksperimen diperlukan beberapa variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu eksperimen. Variabel penelitian tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dengan adanya variabel penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan. Jenis-jenis penelitian sebagai berikuta Variabel Bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama dalam Variabel Terikat adalah variabel yang muncul akibat perlakuan dari variabel Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak Analisis DataData diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dibedakan menjadi 21 Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk deskripsi. Contoh data ciri Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasil pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Dta kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan permasalahna dan hipotesis. Ada 2 kemungkinan yang ada dalam pengmbilan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima dan hipotesis ditolak. 2. Metode Non Ilmiah Ada beberapa pendekatan metode non ilmiah yang banyak digunakan, yaitu; pendapat otoritas, pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba Trial and Error, metode a priori dan Pendapat Otoritas Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang/ilmu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandang benar. Kadang-kadang ada pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yang mempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau kebenaran. Sejarah membuktikan bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang percaya bahwa matahari adalah satelit dari bumi. Bumi adalah pusat dari alam semesta. Copernicus dan kawan-kawanya dengan gigih membuktikan teori baru yang sekarang dipercaya kebenarannya bahwa sebenarnya bumi dan satelit-satelit yang lainya berbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri teori salah yang telah sekian lama selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yang memiliki Pengalaman Untuk memperoleh sesuatu yang mereka inginkan manusia seringkali menggunakan pengalaman-pengalamannya. Contoh misalnya anak kecil kerapkali menggunakan pengalaman-pengalamannya untuk mendapatkan sesuatu yang dikehendaki dari orang tuanya. Misalnya; anak kecil menggunakan pengalamanya bahwa kalau ia selalu patuh terhadap orang tua dan berprestasi selalu mendapat ganjaran dari orang tuanya. Sebaliknya, kalau ia tidak patuh dan tidak berprestasi ia kena marah. Dengan pengalaman-pengalaman seperti itu, anak-anak cenderung patuh dan ingin mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh pujian dan ganjaran dari orang tuanya. Pengalaman memang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan secara kritis bisa merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus kalau di rumah ; Selalu memilih kue-kue yang besar waktu ibunya membagi kue-kue kemungkinan anak itu akan memilih hadiah yang dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar meskipun mungkin isinya barang yang tak Penemuan Coba-coba Trial and Error Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak diantaranya sangat berguna, Misalnya, Newton menemukan hukum grafitasi bumi waktu ia secara kebetulan melihat buah apel yang jatuh. Archimedes, menemukan dalil Archimedes yang sangat terkenal itu sewaktu ia mandi berendam dalam suatu bak yang penuh air. Ada seorang penderita malaria yang secara kebetulan menemukan obat penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuan-penemuan seperti itu di peroleh tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimati dan terkendali. Penemuan coba-coba trial and error di peroleh tanpa kepastian untuk memperoleh suatu kondisi tertentu untuk pemecahan suatu masalah. Usaha seperti ini umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuk suatu pemecahan masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha coba-coba. Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidak Metode A Priori Metoda a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung didapat dengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang. Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman. C. Memahami Metode pola pikir manusia dimualai dari zaman Babilonia kurang lebih 650SM dimana orang percaya pada mitos, ramalan asib berdasarkan perbintangan. Bahkan percaya adanya banyak dewa. Pengetahuan itu mereka peroleh dengan berbagai cara, antara lain1. PrasangakaYaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak mungkin benar. Contoh, pada zaman Babilonia, orang percaya bahwa hujan dapat turun dari surge sampai kebumi melalui jendela-jendela yang ada di langit. Dengan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Prasangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu IntuisiYaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari erbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tidak disadari. Jadi, seolah-olah begitu saja muncul pendapat itu tanpa difikir. Pengetahuan yang dicapai denngan cara demikian sukar dipercaya, ungkapan-ungkapan sering juga masuk akal namun belum tentu cocok dengan kenyataan. Contoh, seorang astrolog disamping rumusannya sering menggunakan intuisinya dalam memberikan ramalan nasib Trial and errorYaitu metode coba-coba atau untung-untunngan. Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam sebuah kerangken dari percobaab Kohler, seorang psikolog Jerman. Kera itu dengan cara coba-coba akhirnya dapat juga meraih pisang dengan menggunakan penemuan hasil “real and error” sangat berguna bagi manusia, misalnya, ditemukannya rendaman kulit kina untuk obat malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak efisien sebagai suatu cara untuk mencari zaman Yunani orang cenderung untuk mengikuti ajaran dari para ahli piker atau para penguasa. Namun, ajaran-ajaran ini ternyata banyak yang keliru karena ahli-ahli piker itu terlalu mengandalkan atas pemikiran atau akal sehat, dan kebenaran yang dianut itu adalah yang masuk akalnya. Contohnya, setiap hari kita melihat matahari terbit dari timur lalu terbenam dari barat. Maka masuk akallah bila dikatakan bahwa matahari beredar mengelilingi bumi. Pengetahuan yang didapat dengan cara tersebut diatas termasuk pada golongan pengetahuan yang tidak dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat yaitu 1. ObjektifArtinya pengetahuan itu sesuai objeknya, maksudnya adalah bahwa kesesuaian atau dibuktikan denga hasil pengindraan. Contoh, Galileo dapat dianggap tokoh perintis ilmu pengetahuan khususnya IPA karena ia berani menentang kepercayaan yang ada pada masa itu yang berlawanan dari hasil pengamatannya. Ia mengajarkan pada murid0muridnya untuk tidak begitu saja mempercayai ajaran Aristoteles dan hendaknya melakukan eksperimen serta membuat kesimpulan atas obserfasinya itu. Singkatnya, Galileo mendambakan kebenaran yang objektif atas dasar empiri. 2. MetodikArtinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu dan terkontrol. 3. SitematikArtinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. 4. Berlaku umumArtinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Contoh melalui teropongnya Galileo menemukan adanya gunung-gunung di bulan. Pengetahuan ini tak hanya berlaku bagi Galileo tetapi setiap orang bila menggunakan teropong yang sama dengan cara yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama, yaitu bahwa di bulan ada gunung-gunung. D. Memahami metode ilmiah sebagai dasar Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes didalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Kedua perbedaan diatas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau tentang gejala kebendaan atau alam diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan eksperimen, kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya atau teorinya. Teori pun tidak berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil 1. Maxwell tidak akan sampai menyusun teori gelombang elektromagnetik, kalau seandainya Faraday tidak berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksi Planet Neptunus tidak akan diketemukan secara teoritis seandainya sebelumnya tidak ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planet dapatlah disetujui bahwa ipa adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh atau disususn dengan cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikiana seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu yang demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah pada dasarnnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakan dalam abad ke 16 para ilmuan mulai menggunakan metode itu ddalam mempelajari alam semesta ini. Mereka menyadari adanya suatu masalah. Pemecahan masalah itu dilakukan tahap demi tahap dengan urutan langkah-langkah yang logis, dikumpulkannya fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut, mengujinya berulang-ulang melalui eksperimen tersebut yang diyakini kebenarannya. Pendekatan yang digunakan kadang-kadang bersifat induktif dan kadang-kadang bersifat induktif iaalah mengambil kesimpulan umum berdasar dari sekumpulan oengetahuan, sedangkan yang bersifat deduktif ialah berdasarkan hal-hal yang sudah dianggap benar diambil suatu kesimpulan dengan menggunakan hal-hal yang dianggap benar digunakannya metode ilmiah didalam penelitian ilmiah, dimulailah ipa modern yang kemudian berkembang sangat pesat. Perintis-perinyis ipa modern ialah Galililoe Galililei 1564-1642, Isaac Newton 1642-1727 dan Robert Boyle 1626-16910, sedangkan yang khusus dalam ilmu kimia ialah Antoine Lurente Lavoiser 1743-1793.Lavoiser melalui eksperimen-eksperimen yang dilakukannya berulang-ulang telah dapat membuktikan bahwa pada proses pembakaran terjadi reaksi antara bahan yang dibakan denngan oksigen yang terdapat di hawa udara jadi bukan karena bahan yang dibakar tersebut mengandung flogiston seperti anggapan orang-orang sebelumnya. Berdasarkan penemuanya itu lavoiser telah membukatikan bahwa teori flogiston itu salah dan sebagai gantinya dikemukakan teori oksigen yang masih berlaku sampai saat ini. Sukses lavoiser ini diperoleh karena dia menggunakan metode ilmiah dalam langkah-langkah didalam metode ilmiah adalah1. Perumusan masalah2. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori3. Penarikan Hipotesis4. Eksperimen/Percobaan5. Analisis Data6. Penarikan Kesimpulan menjadi hasil teori ilmiahDAFTAR PUSTAKAAhmadi, Abu, dkk. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta Rineka Hamid. 2012. Metode Non April 2013, 1229].Nurdiansyah, Dhany. 2013. Pengertian Metode Ilmiah. file///I/ [6 April 2013, 1302]Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta Rineka KuliahMetode PenelitianPenelitian A. Ciri-ciri Metode Ilmiah1. EmpirisMetode ilmiah adalah empiris. Artinya, hal itu bergantung pada pengamatan langsung dari dunia, dan meremehkan hipotesis yang bertentangan dengan fakta yang dapat diamati. Ini berbeda dengan metode yang mengandalkan akal murni termasuk yang diusulkan oleh Plato dan dengan metode yang mengandalkan faktor subjektif emosional atau lainnya. 2. DireplikasiPercobaan ilmiah dapat direplikasi. Artinya, jika orang lain menduplikat percobaan, ia akan mendapatkan hasil yang sama. Para ilmuwan seharusnya mempublikasikan cukup metode mereka sehingga orang lain, dengan pelatihan yang tepat, bisa meniru hasil. Ini berbeda dengan metode yang mengandalkan pengalaman yang unik untuk individu tertentu atau sekelompok kecil orang. 3. ProvisionalHasil yang diperoleh melalui metode ilmiah bersifat sementara; mereka atau seharusnya terbuka untuk pertanyaan dan perdebatan. Jika data baruncul yang bertentangan teori, teori yang harus diubah. Misalnya, teori phlogiston api dan pembakaran ditolak ketika bukti terhadap itu muncul. 4. TujuanMetode ilmiah adalah tujuan. Hal ini bergantung pada fakta dan dunia seperti itu, bukan pada keyakinan, keinginan atau keinginan. Para ilmuwan berusaha dengan berbagai tingkat keberhasilan untuk menghapus bias mereka ketika melakukan pengamatan. 5. SistematisSebenarnya, metode ilmiah adalah sistematis; yaitu, hal itu bergantung pada studi yang direncanakan dengan hati-hati bukan pada pengamatan acak atau sembarangan. Namun demikian, ilmu pengetahuan dapat dimulai dari beberapa pengamatan acak. Isaac Asimov mengatakan bahwa kalimat yang paling menarik untuk mendengar dalam ilmu pengetahuan tidak “Eureka!” tapi “Itu lucu.” Setelah pemberitahuan ilmuwan sesuatu yang lucu, ia melanjutkan untuk menyelidiki secara Unsur-unsur Metode IlmiahSebelum membahas mengenai contoh metode ilmiah, alangkah baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur metode ilmiah, yang terdiri dari KarakterisasiMaksud dari karakterisasi di sini adalah sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek diidentifikasi dan diteliti melalui pengukuran dan pengamatan. HipotesisSebelum mendapatkan suatu kesimpulan, sebelumnya pasti ada dugaan-dugaan teoritis sementara yang memberikan penjelasan dari hasil pengukuran. Hal inilah yang dimaksud dengan hipotesis. PrediksiPrediksi mengandung pengertian yaitu penalaran logis yang diperoleh dari hipotesis. EksperimenYang dimaksud dengan eksperimen adalah percobaan untuk melakukan pengujian terhadap hubungan prediksi dan hipotesis dengan karakterissasi. Evaluasi dan pengulanganMaksud dari evaluasi di sini adalah melakukan penilaian terhadap ketepatan prediksi dan hipotesis berdasarkan hasil saat melakukan eksperimen dan melakukan pengualangan terhadap bagian-bagian tertentu jika belum diperoleh hasil yang Metode IlmiahMetode Ilmiah memiliki kriteria tertentu yang biasanya akan lebih mudah jika dijelaskan menggunakan suatucontoh metode tersebut antara lain Berdasarkan faktaDalam mengambil kesimpulan dan melakukan analisa bukan hanya berdasarkan pendapat peneliti namun harus berdasarkan bukti yang nyata. Bebas dari prasangkaPeneliti tidak boleh memiliki prasangka tertentu pada saat melakukan eksperimen. Eksperimen harus dijalankan secara objektif walaupun hasil dari eksperimen tersebut tidak sama dengan hipotesis yang peneliti miliki. Menggunakan prinsip-prinsip analisisPrinsip-prinsip analisis digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan yang sesuai dengan metode ilmiah, yang artinya kejelasan urutan kejadian dan berpikir sangat dibutuhkan untuk memberikan penjelasan terhadap suatu fenomena antara komponen beserta komponen-komponen permasalahan harus dapat dijelaskan dengan runtut dan diketahui dengan jelas. Perumusan Masalah atau pembuatan hipotesisPembuatan hipotesis atau perumusan masalah diperlukan untuk menjelaskan terjadinya suatu fenomena alam. Menggunakan ukuran objektifDalam melakukan metode ilmiah, kita membutuhkan ukuran objektif bukan ukuran subjektif ketika melakukan sebuah eksperimen. Dengan menggunakan ukuran objektif, hasil eksperimen akan mudah diterima oleh orang lain karena pada dasarnya mereka memiliki pemikiran yang sama. Sebisa mungkin jauhkanlah eksperimen dari pemikiran subjektif yang bersifat objektif antara lain satuan kilogram untuk mengukur massa benda dan satuan meter yang berfungsi untuk mengukur panjang benda. Sedangkan ukuran subjektif misalnya jengkal atau depa yang digunakan untuk mengukur panjang benda sehingga tidak diperoleh pengukuran yang tepat. Menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif dalam melakukan eksperimenDengan menggunakan teknik kuantitatif dan pemikiran yang objektif akan diperoleh hasil yang dapat diterima secara umum. Jika hasil dari eksperimen tersebut sulit dideskripsikan dengan menggunakan teknik kuantitatif, peneliti dapat menggunakan teknik Metode Ilmiah Bersifat analistis dan kritisDengan melakukan eksperimen dan observasi maka akan diperoleh hasil yang akurat dan relevan. Bersifat logisLangkah-langkah yang dilakukan oleh para peneliti dalam melakukan metode ilmiah harus bersifat logis bukan berdasarkan suatu hal yang tidak dapat diterima oleh akal sehat atau firasat. Bersifat obyektifKesimpulan dari hasil eksperimen harus bersifat objektif yang artinya dapat diterima secara universal dan bukan merupakan hasil rekayasa peneliti. Bersifat empirisHasil dari eksperimen diperoleh berdasarkan bukti yang ada dan kejadian yang benar-benar terjadi. Bukan berdasarkan opini atau pendapat dari peneliti atau orang lain. Bersifat konseptualDalam melakukan penelitian, harus dapat menjelaskan konsep bagaimana fakta-fakta tersebut terjadi dan keterkaitan antara fakta-fakta yang ada, jadi tidak hanya terbatas berdasarkan fakta yang dapat dilihat secara nyata atau Metode IlmiahUntuk lebih memahami mengenai pengertian metode ilmiah, penyajian menggunakan contoh metode ilmiah akan lebih memudahkan Anda dalam melakukan pemahaman. Di bawah ini merupakan contoh metode ilmiah biologi tentang pengaruh tingkah laku manusia terhadap pertumbuhan Observasi AwalPengaruh tingkah laku manusia terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanII. Rumusan Masalah1. Apakah tingkah laku manusia berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ?2. Apakah perbedaan antara tumbuhan yang mendapatkan perawatan dengan baik dengan tumbuhan yang tidak dirawat oleh Perumusan HipotesisKemungkinan tumbuhan akan tumbuh dengan subur oleh perawatan yang dilakukan manusiaIV. Eksperimen1. TujuanUntuk mengetahui pengaruh tingkah laku manusia terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan2. Alat dan bahan untuk melakukan eksperimen antara lain 2 buah pot dengan ukuran yang sama2 buah tanaman yang sama jenis dan ukurannyaPupukAirTanahAlat tulis3. Cara Kerja pot 1 diisi tanah, pupuk, tanaman kemudian disirampot 2 diisi tanah, tanpa diberi pupuk, tanaman kemudian disiramPerlakukan tanaman pada pot 1 dengan baik dengan cara menyiramnya secara teratur sedangkan tanaman pada pot 2 biarkan tanpa melakukan perawatan apapunAmati dan bandingkan kedua tanaman dalam masing-masing pot mulai dari batang, daun dan bunganyaV. Analisis HasilTanaman pada pot 1 tumbuh dengan subur baik pada bagian batang, daun dan pada pot 2 tampak layu dan tidak tumbuh dengan baik pada bagian daun, batang dan bunganyaVI. KesimpulanBerdasarkan eksperimen dan hasil yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan jika tingkah laku manusia sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan contoh metode ilmiah sederhana dalam bidang ilmu biologi. Penjelasan di atas merupakan pengertian metode ilmiah beserta dengan unsur-unsur, karakteristik, kriteria, langkah-langkah pembuatannya yang dilengkapi dengan contoh metode ilmiah. Semoga NON ILMIAHMinggu pagi kelabuKuberjalan tiada tentuAngin sejuk menerpa rambutkuBaawa aku ketepi jalan ituBus berhenti tepat didepankuKu melangkah naik, lalu duduk dibangkuKubuka jendela kacaPandanganku lempar keluar sanaMataku terbelalakSaat melihat balihonyaYa, itu diaDia yang membuatku seperti iniDia yang menghancuurkan hidupkuDia yang porak-porandakan keluargakuKarena dia kami miskinKaren adia kami melaratKu gapai wajahnyaKucakar dia dengan kuku-kukukuHahahahahaAku ketawa penuh kepuasanREFERENSIAhmadi, Abu, dkk. Alamiah Dasar. Jakarta Rineka Hamid. Non April 2013, 1229].Nurdiansyah, Dhany. 2013. Pengertian Metode Ilmiah. file///I/ April 2013, 1302]Purnama, Heri. Alamiah Dasar. Jakarta Rineka.