Namaebook: Juz Amma dan Terjemahannya plus Surat Al-Fatihah. Deskripsi Ringkas: Ebook ini adalah Juz ke-30 dari Al-Qur'an yang dikenal dengan Juz Amma., kami membuat ebook ini dengan menggunakan software Qur'an in Word ver 1.3, Jazakallah buat al-akh Mohamad Taufiq. ۞ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ ﴿٥٦﴾ 56 Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan "Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang mendakwakan dirinya bersih" فَأَنجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَاهَا مِنَ الْغَابِرِينَ ﴿٥٧﴾ 57 Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali isterinya. Kami telah menakdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal dibinasakan. وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَرًا ۖ فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنذَرِينَ ﴿٥٨﴾ 58 Dan Kami turunkan hujan atas mereka hujan batu, maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu. قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ عَلَىٰ عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَىٰ ۗ آللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ ﴿٥٩﴾ 59 Katakanlah "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia?" أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَّا كَانَ لَكُمْ أَن تُنبِتُوا شَجَرَهَا ۗ أَإِلَـٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ ﴿٦٠﴾ 60 Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Bahkan sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. أَمَّن جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ۗ أَإِلَـٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٦١﴾ 61 Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk mengokohkannya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Bahkan sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَـٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ ﴿٦٢﴾ 62 Atau siapakah yang memperkenankan do'a orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu manusia sebagai khalifah di bumi ? Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Amat sedikitlah kamu mengingati Nya. أَمَّن يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَن يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۗ أَإِلَـٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴿٦٣﴾ 63 Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa pula kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan dengan-Nya. أَمَّن يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ أَإِلَـٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿٦٤﴾ 64 Atau siapakah yang menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian mengulanginya lagi, dan siapa pula yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain?. Katakanlah "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ ﴿٦٥﴾ 65 Katakanlah "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. بَلِ ادَّارَكَ عِلْمُهُمْ فِي الْآخِرَةِ ۚ بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِّنْهَا ۖ بَلْ هُم مِّنْهَا عَمُونَ ﴿٦٦﴾ 66 Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai ke sana malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya. وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَإِذَا كُنَّا تُرَابًا وَآبَاؤُنَا أَئِنَّا لَمُخْرَجُونَ ﴿٦٧﴾ 67 Berkatalah orang-orang yang kafir; "Apakah setelah kita menjadi tanah dan begitu pula bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan dari kubur? لَقَدْ وُعِدْنَا هَـٰذَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِن قَبْلُ إِنْ هَـٰذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ ﴿٦٨﴾ 68 Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini dan juga bapak-bapak kami dahulu; ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu kala". قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ ﴿٦٩﴾ 69 Katakanlah "Berjalanlah kamu di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa." وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُن فِي ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ ﴿٧٠﴾ 70 Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka, dan janganlah dadamu merasa sempit terhadap apa yang mereka tipudayakan. وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا الْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿٧١﴾ 71 Dan mereka orang-orang kafir berkata "Bilakah datangnya azab itu, jika memang kamu orang-orang yang benar". قُلْ عَسَىٰ أَن يَكُونَ رَدِفَ لَكُم بَعْضُ الَّذِي تَسْتَعْجِلُونَ ﴿٧٢﴾ 72 Katakanlah "Mungkin telah hampir datang kepadamu sebagian dari azab yang kamu minta supaya disegerakan itu." وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ ﴿٧٣﴾ 73 Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai karunia yang besar yang diberikan-Nya kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri nya. وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ ﴿٧٤﴾ 74 Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan. وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ ﴿٧٥﴾ 75 Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan terdapat dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh. إِنَّ هَـٰذَا الْقُرْآنَ يَقُصُّ عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَكْثَرَ الَّذِي هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ﴿٧٦﴾ 76 Sesungguhnya Al Qur'an ini menjelaskan kepada Bani Israil sebahagian besar dari perkara-perkara yang mereka berselisih tentangnya. وَإِنَّهُ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ﴿٧٧﴾ 77 Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُم بِحُكْمِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ ﴿٧٨﴾ 78 Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۖ إِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِينِ ﴿٧٩﴾ 79 Sebab itu bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata. إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ ﴿٨٠﴾ 80 Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan tidak pula menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang. وَمَا أَنتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَن ضَلَالَتِهِمْ ۖ إِن تُسْمِعُ إِلَّا مَن يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُم مُّسْلِمُونَ ﴿٨١﴾ 81 Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin memalingkan orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan seorang pun mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri. ۞ وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِّنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ ﴿٨٢﴾ 82 Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami . وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِن كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِّمَّن يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ يُوزَعُونَ ﴿٨٣﴾ 83 Dan ingatlah hari ketika Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok. حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُم بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٨٤﴾ 84 Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya , atau apakah yang telah kamu kerjakan?" وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِم بِمَا ظَلَمُوا فَهُمْ لَا يَنطِقُونَ ﴿٨٥﴾ 85 Dan jatuhlah perkataan azab atas mereka disebabkan kezaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata apa-apa. أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِي ذَ‌ٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿٨٦﴾ 86 Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. وَيَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاءَ اللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ ﴿٨٧﴾ 87 Dan ingatlah hari ketika ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ ۚ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ ۚ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ ﴿٨٨﴾ 88 Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. مَن جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِّنْهَا وَهُم مِّن فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ ﴿٨٩﴾ 89 Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh balasan yang lebih baik daripadanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada hari itu. وَمَن جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٩٠﴾ 90 Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan setimpal dengan apa yang dahulu kamu kerjakan. إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَـٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٩١﴾ 91 Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini Mekah Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ ۖ فَمَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنذِرِينَ ﴿٩٢﴾ 92 Dan supaya aku membacakan Al Qur'an kepada manusia. Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk kebaikan dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah "Sesungguhnya aku ini tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan". وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَتَعْرِفُونَهَا ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ ﴿٩٣﴾ 93 Dan katakanlah "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan". AlQuran Juz 1 Sampai 30 Daftar Al Quran juz 1 sampai 30 ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya yaitu Al Qur'an yang disusun berdasarkan surah; 114 surah. Mengingat Al-Quran merupakan kitab suci bagi kita sebagai umat Muslim, maka sudah seyogyanya kita mencintai dan takkan lupa untuk membacanya. Al Qur'an terdiri atas 30 juz dan 114. Bagikan artikel ini Berikut ini bacaan Alqur’an Juz 23 lengkap menggunakan bahasa Arab, latin, dan juga terjemahannya agar semakin mudah dalam mendalami maknanya. Surat Yaasiin ayat 28-83 ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَwa mā anzalnā alā qaumihī mim ba’dihī min jundim minas-samā`i wa mā kunnā munzilīnDan setelah dia meninggal, Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya. اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum khāmidụnTidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati. يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَyā ḥasratan alal-ibād, mā ya`tīhim mir rasụlin illā kānụ bihī yastahzi`ụnAlangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya. اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَa lam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurụni annahum ilaihim lā yarji’ụnTidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Orang-orang yang telah Kami binasakan itu tidak ada yang kembali kepada mereka. وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَwa ing kullul lammā jamī’ul ladainā muḥḍarụnDan setiap umat, semuanya akan dihadapkan kepada Kami. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَwa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā min-hā ḥabban fa min-hu ya`kulụnDan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah bumi yang mati tandus. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari biji-bijian itu mereka makan. وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙwa ja’alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a’nābiw wa fajjarnā fīhā minal-uyụnDan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَliya`kulụ min ṡamarihī wa mā amilat-hu aidīhim, a fa lā yasykurụnagar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur? سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَsub-ḥānallażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya’lamụnMahasuci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙwa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụnDan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka seketika itu mereka berada dalam kegelapan, وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗwasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-azīzil-alīmdan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِwal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā āda kal-urjụnil-qadīmDan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَlasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụnTidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙwa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụnDan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan, وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَwa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabụndan Kami ciptakan juga untuk mereka angkutan lain seperti apa yang mereka kendarai. وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙwa in nasya` nugriq-hum fa lā ṣarīkha lahum wa lā hum yungqażụnDan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka. Maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak pula mereka diselamatkan, اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍillā raḥmatam minnā wa matā’an ilā ḥīnmelainkan Kami selamatkan mereka karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَwa iżā qīla lahumuttaqụ mā baina aidīkum wa mā khalfakum la’allakum tur-ḥamụnDan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu di dunia dan azab yang akan datang akhirat agar kamu mendapat rahmat.” وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَwa mā ta`tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ an-hā mu’riḍīnDan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda kebesaran Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍwa iżā qīla lahum anfiqụ mimmā razaqakumullāhu qālallażīna kafarụ lillażīna āmanū a nuṭ’imu mal lau yasyā`ullāhu aṭ’amahū in antum illā fī ḍalālim mubīnDan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَwa yaqụlụna matā hāżal-wa’du ing kuntum ṣādiqīnDan mereka orang-orang kafir berkata, “Kapan janji hari berbangkit itu terjadi jika kamu orang yang benar?” مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَmā yanẓurụna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta`khużuhum wa hum yakhiṣṣimụnMereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَfa lā yastaṭī’ụna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji’ụnSehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka juga tidak dapat kembali kepada keluarganya. وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَwa nufikha fiṣ-ṣụri fa iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilụnLalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya dalam keadaan hidup, menuju kepada Tuhannya. قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَqālụ yā wailanā mam ba’aṡanā mim marqadinā hāżā mā wa’adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalụnMereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami kubur?” Inilah yang dijanjikan Allah Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul-Nya. اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum jamī’ul ladainā muḥḍarụnTeriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami untuk dihisab. فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَfal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai`aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta’malụnMaka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan. اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚinna aṣ-ḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihụnSesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan mereka. هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚhum wa azwājuhum fī ẓilālin alal-arā`iki muttaki`ụnMereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan. لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚlahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda’ụnDi surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan. سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍsalām, qaulam mir rabbir raḥīmKepada mereka dikatakan, “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَwamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimụnDan dikatakan kepada orang-orang kafir, “Berpisahlah kamu dari orang-orang mukmin pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa! اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌa lam a’had ilaikum yā banī ādama al lā ta’budusy-syaiṭān, innahụ lakum aduwwum mubīnBukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu, وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌwa ani’budụnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīmdan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَwa laqad aḍalla mingkum jibillang kaṡīrā, a fa lam takụnụ ta’qilụnDan sungguh, ia setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti? هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَhāżihī jahannamullatī kuntum tụ’adụnInilah neraka Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu. اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَiṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurụnMasuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya. اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَal-yauma nakhtimu alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasy-hadu arjuluhum bimā kānụ yaksibụnPada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَwalau nasyā`u laṭamasnā alā a’yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirụnDan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; sehingga mereka berlomba-lomba mencari jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat? وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَwalau nasyā`u lamasakhnāhum alā makānatihim famastaṭā’ụ muḍiyyaw wa lā yarji’ụnDan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan juga tidak sanggup kembali. وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَwa man nu’ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, a fa lā ya’qilụnDan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadiannya. Maka mengapa mereka tidak mengerti? وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙwa mā allamnāhusy-syi’ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur`ānum mubīnDan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya Muhammad dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Kitab yang jelas, لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَliyunżira mang kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu alal-kāfirīnagar dia Muhammad memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan agar pasti ketetapan azab terhadap orang-orang kafir. اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَa wa lam yarau annā khalaqnā lahum mimmā amilat aidīnā an’āman fa hum lahā mālikụnDan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya? وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَwa żallalnāhā lahum fa min-hā rakụbuhum wa min-hā ya`kulụnDan Kami menundukkannya hewan-hewan itu untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan. وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَwa lahum fīhā manāfi’u wa masyārib, a fa lā yasykurụnDan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur? وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗwattakhażụ min dụnillāhi ālihatal la’allahum yunṣarụnDan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَlā yastaṭī’ụna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarụnMereka sesembahan itu tidak dapat menolong mereka; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga sesembahan itu. فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَfa lā yaḥzungka qauluhum, innā na’lamu mā yusirrụna wa mā yu’linụnMaka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau Muhammad bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌa wa lam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa iżā huwa khaṣīmum mubīnDan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata! وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌwa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah, qāla may yuḥyil-iẓāma wa hiya ramīmDan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?” قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙqul yuḥyīhallażī ansya`ahā awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin alīmKatakanlah Muhammad, “Yang akan menghidupkannya ialah Allah yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, ِۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَallażī ja’ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nāran fa iżā antum min-hu tụqidụnyaitu Allah yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan api dari kayu itu.” اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُa wa laisallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-alīmDan bukankah Allah yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui. اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُinnamā amruhū iżā arāda syai`an ay yaqụla lahụ kun fa yakụnSesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَfa sub-ḥānallażī biyadihī malakụtu kulli syai`iw wa ilaihi turja’ụnMaka Mahasuci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan. Surat Ash Saffat ayat 1-182 وَالصّٰۤفّٰتِ صَفًّاۙwaṣ-ṣāffāti ṣaffāDemi rombongan malaikat yang berbaris bersaf-saf, فَالزّٰجِرٰتِ زَجْرًاۙfaz-zājirāti zajrādemi rombongan yang mencegah dengan sungguh-sungguh, فَالتّٰلِيٰتِ ذِكْرًاۙfat-tāliyāti żikrādemi rombongan yang membacakan peringatan, اِنَّ اِلٰهَكُمْ لَوَاحِدٌۗinna ilāhakum lawāḥidsungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِۗrabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā wa rabbul-masyāriqTuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari. اِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِزِيْنَةِ ِۨالْكَوَاكِبِۙinnā zayyannas-samā`ad-dun-yā bizīnatinil-kawākibSesungguhnya Kami telah menghias langit dunia yang terdekat, dengan hiasan bintang-bintang. وَحِفْظًا مِّنْ كُلِّ شَيْطٰنٍ مَّارِدٍۚwa ḥifẓam ming kulli syaiṭānim māridDan Kami telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka, لَا يَسَّمَّعُوْنَ اِلَى الْمَلَاِ الْاَعْلٰى وَيُقْذَفُوْنَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍۖlā yassamma’ụna ilal-mala`il-a’lā wa yuqżafụna ming kulli jānibmereka setan-setan itu tidak dapat mendengar pembicaraan para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, دُحُوْرًا وَّلَهُمْ عَذَابٌ وَّاصِبٌduḥụraw wa lahum ażābuw wāṣibuntuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal, اِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَاَتْبَعَهٗ شِهَابٌ ثَاقِبٌillā man khaṭifal-khaṭfata fa atba’ahụ syihābun ṡāqibkecuali setan yang mencuri pembicaraan; maka ia dikejar oleh bintang yang menyala. فَاسْتَفْتِهِمْ اَهُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمْ مَّنْ خَلَقْنَا ۗاِنَّا خَلَقْنٰهُمْ مِّنْ طِيْنٍ لَّازِبٍfastaftihim a hum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzibMaka tanyakanlah kepada mereka musyrik Mekah, “Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُوْنَ ۖbal ajibta wa yaskharụnBahkan engkau Muhammad menjadi heran terhadap keingkaran mereka dan mereka menghinakan engkau. وَاِذَا ذُكِّرُوْا لَا يَذْكُرُوْنَ ۖwa iżā żukkirụ lā yażkurụnDan apabila mereka diberi peringatan, mereka tidak mengindahkannya. وَاِذَا رَاَوْا اٰيَةً يَّسْتَسْخِرُوْنَۖwa iżā ra`au āyatay yastaskhirụnDan apabila mereka melihat suatu tanda kebesaran Allah, mereka memperolok-olokkan. وَقَالُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ۚwa qālū in hāżā illā siḥrum mubīnDan mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَۙa iżā mitnā wa kunnā turābaw wa iẓāman a innā lamab’ụṡụnApabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan kembali? اَوَاٰبَاۤؤُنَا الْاَوَّلُوْنَۗa wa ābā`unal-awwalụndan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu akan dibangkitkan pula?” قُلْ نَعَمْ وَاَنْتُمْ دَاخِرُوْنَۚqul na’am wa antum dākhirụnKatakanlah Muhammad, “Ya, dan kamu akan terhina.” فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌ فَاِذَا هُمْ يَنْظُرُوْنَfa innamā hiya zajratuw wāḥidatun fa iżā hum yanẓurụnMaka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya. وَقَالُوْا يٰوَيْلَنَا هٰذَا يَوْمُ الدِّيْنِwa qālụ yā wailanā hāżā yaumud-dīnDan mereka berkata, “Alangkah celaka kami! Kiranya inilah hari pembalasan itu.” هٰذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَhāżā yaumul-faṣlillażī kuntum bihī tukażżibụnInilah hari keputusan yang dahulu kamu dustakan. اُحْشُرُوا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا وَاَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوْا يَعْبُدُوْنَ ۙuḥsyurullażīna ẓalamụ wa azwājahum wa mā kānụ ya’budụnDiperintahkan kepada malaikat, “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah, مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَاهْدُوْهُمْ اِلٰى صِرَاطِ الْجَحِيْمِmin dụnillāhi fahdụhum ilā ṣirāṭil-jaḥīmselain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. وَقِفُوْهُمْ اِنَّهُمْ مَّسْـُٔوْلُوْنَ ۙwaqifụhum innahum mas`ụlụnTahanlah mereka di tempat perhentian, sesungguhnya mereka akan ditanya, مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُوْنَmā lakum lā tanāṣarụn”Mengapa kamu tidak tolong-menolong?” بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُوْنَbal humul-yauma mustaslimụnBahkan mereka pada hari itu menyerah kepada keputusan Allah. وَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَسَاۤءَلُوْنَwa aqbala ba’ḍuhum alā ba’ḍiy yatasā`alụnDan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling berbantah-bantahan. قَالُوْٓا اِنَّكُمْ كُنْتُمْ تَأْتُوْنَنَا عَنِ الْيَمِيْنِqālū innakum kuntum ta`tụnanā anil-yamīnSesungguhnya pengikut-pengikut mereka berkata kepada pemimpin-pemimpin mereka, “Kamulah yang dahulu datang kepada kami dari kanan.” قَالُوْا بَلْ لَّمْ تَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَۚqālụ bal lam takụnụ mu`minīnPemimpin-pemimpin mereka menjawab, “Tidak, bahkan kamulah yang tidak mau menjadi orang mukmin, وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍۚ بَلْ كُنْتُمْ قَوْمًا طٰغِيْنَwa mā kāna lanā alaikum min sulṭān, bal kuntum qauman ṭāgīnsedangkan kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamu menjadi kaum yang melampaui batas. فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَآ ۖاِنَّا لَذَاۤىِٕقُوْنَfa ḥaqqa alainā qaulu rabbinā innā lażā`iqụnMaka pantas putusan azab Tuhan menimpa kita; pasti kita akan merasakan azab itu. فَاَغْوَيْنٰكُمْ اِنَّا كُنَّا غٰوِيْنَfa agwainākum innā kunnā gāwīnMaka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami sendiri, orang-orang yang sesat.” فَاِنَّهُمْ يَوْمَىِٕذٍ فِى الْعَذَابِ مُشْتَرِكُوْنَfa innahum yauma`iżin fil-ażābi musytarikụnMaka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab. اِنَّا كَذٰلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِيْنَinnā każālika naf’alu bil-mujrimīnSungguh, demikianlah Kami memperlakukan terhadap orang-orang yang berbuat dosa. اِنَّهُمْ كَانُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ يَسْتَكْبِرُوْنَ ۙinnahum kānū iżā qīla lahum lā ilāha illallāhu yastakbirụnSungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “La ilaha illallah” Tidak ada tuhan selain Allah, mereka menyombongkan diri, وَيَقُوْلُوْنَ اَىِٕنَّا لَتَارِكُوْٓا اٰلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُوْنٍ ۗwa yaqụlụna a innā latārikū ālihatinā lisyā’irim majnụndan mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?” بَلْ جَاۤءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِيْنَbal jā`a bil-ḥaqqi wa ṣaddaqal-mursalīnPadahal dia Muhammad datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul sebelumnya. اِنَّكُمْ لَذَاۤىِٕقُوا الْعَذَابِ الْاَلِيْمِ ۚinnakum lażā`iqul-ażābil-alīmSungguh, kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. وَمَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۙwa mā tujzauna illā mā kuntum ta’malụnDan kamu tidak diberi balasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan, اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَillā ibādallāhil-mukhlaṣīntetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari dosa, اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُوْمٌۙulā`ika lahum rizqum ma’lụmmereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan, فَوَاكِهُ ۚوَهُمْ مُّكْرَمُوْنَۙfawākih, wa hum mukramụnyaitu buah-buahan. Dan mereka orang yang dimuliakan, فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِۙfī jannātin na’īmdi dalam surga-surga yang penuh kenikmatan, عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيْنَalā sururim mutaqābilīnmereka duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۢ ۙyuṭāfu alaihim bika`sim mim ma’īnKepada mereka diedarkan gelas yang berisi air dari mata air surga, بَيْضَاۤءَ لَذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَۚbaiḍā`a lażżatil lisy-syāribīnwarnanya putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. لَا فِيْهَا غَوْلٌ وَّلَا هُمْ عَنْهَا يُنْزَفُوْنَlā fīhā gauluw wa lā hum an-hā yunzafụnTidak ada di dalamnya unsur yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya. وَعِنْدَهُمْ قٰصِرٰتُ الطَّرْفِ عِيْنٌ ۙwa indahum qāṣirātuṭ-ṭarfi īnDan di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang bermata indah, dan membatasi pandangannya, كَاَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُوْنٌka`annahunna baiḍum maknụnseakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik. فَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَسَاۤءَلُوْنَfa aqbala ba’ḍuhum alā ba’ḍiy yatasā`alụnLalu mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap. قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ اِنِّيْ كَانَ لِيْ قَرِيْنٌۙqāla qā`ilum min-hum innī kāna lī qarīnBerkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu di dunia pernah mempunyai seorang teman, يَّقُوْلُ اَىِٕنَّكَ لَمِنَ الْمُصَدِّقِيْنَyaqụlu a innaka laminal-muṣaddiqīnyang berkata, “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan hari berbangkit? ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَدِيْنُوْنَa iżā mitnā wa kunnā turābaw wa iẓāman a innā lamadīnụnApabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan?” قَالَ هَلْ اَنْتُمْ مُّطَّلِعُوْنَqāla hal antum muṭṭali’ụnDia berkata, “Maukah kamu meninjau temanku itu?” فَاطَّلَعَ فَرَاٰهُ فِيْ سَوَاۤءِ الْجَحِيْمِfaṭṭala’a fa ra`āhu fī sawā`il-jaḥīmMaka dia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala. قَالَ تَاللّٰهِ اِنْ كِدْتَّ لَتُرْدِيْنِ ۙqāla tallāhi ing kitta laturdīnDia berkata, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku, وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّيْ لَكُنْتُ مِنَ الْمُحْضَرِيْنَwalau lā ni’matu rabbī lakuntu minal-muḥḍarīndan sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka.” اَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِيْنَۙa fa mā naḥnu bimayyitīnMaka apakah kita tidak akan mati? اِلَّا مَوْتَتَنَا الْاُوْلٰى وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَillā mautatanal-ụlā wa mā naḥnu bimu’ażżabīnKecuali kematian kita yang pertama saja di dunia, dan kita tidak akan diazab di akhirat ini?” اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُinna hāżā lahuwal-fauzul-aẓīmSungguh, ini benar-benar kemenangan yang agung. لِمِثْلِ هٰذَا فَلْيَعْمَلِ الْعٰمِلُوْنَlimiṡli hāżā falya’malil-āmilụnUntuk kemenangan serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal. اَذٰلِكَ خَيْرٌ نُّزُلًا اَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّوْمِa żālika khairun nuzulan am syajaratuz-zaqqụmApakah makanan surga itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. اِنَّا جَعَلْنٰهَا فِتْنَةً لِّلظّٰلِمِيْنَinnā ja’alnāhā fitnatal liẓ-ẓālimīnSungguh, Kami menjadikannya pohon zaqqum itu sebagai azab bagi orang-orang zalim. اِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِيْٓ اَصْلِ الْجَحِيْمِۙinnahā syajaratun takhruju fī aṣlil-jaḥīmSungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim, طَلْعُهَا كَاَنَّهٗ رُءُوْسُ الشَّيٰطِيْنِṭal’uhā ka`annahụ ru`ụsusy-syayāṭīnMayangnya seperti kepala-kepala setan. فَاِنَّهُمْ لَاٰكِلُوْنَ مِنْهَا فَمَالِـُٔوْنَ مِنْهَا الْبُطُوْنَۗfa innahum la`ākilụna min-hā famāli`ụna min-hal buṭụnMaka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya buah pohon itu, dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya zaqqum. ثُمَّ اِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيْمٍۚṡumma inna lahum alaihā lasyaubam min ḥamīmKemudian sungguh, setelah makan buah zaqqum mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas. ثُمَّ اِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَاِلَى الْجَحِيْمِṡumma inna marji’ahum la`ilal-jaḥīmKemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim. اِنَّهُمْ اَلْفَوْا اٰبَاۤءَهُمْ ضَاۤلِّيْنَۙinnahum alfau ābā`ahum ḍāllīnSesungguhnya mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat, فَهُمْ عَلٰٓى اٰثٰرِهِمْ يُهْرَعُوْنَfa hum alā āṡārihim yuhra’ụnlalu mereka tergesa-gesa mengikuti jejak nenek moyang mereka. وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ اَكْثَرُ الْاَوَّلِيْنَۙwa laqad ḍalla qablahum akṡarul-awwalīnDan sungguh, sebelum mereka Suku Quraisy, telah sesat sebagian besar dari orang-orang yang dahulu, وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا فِيْهِمْ مُّنْذِرِيْنَwa laqad arsalnā fīhim munżirīndan sungguh, Kami telah mengutus rasul pemberi peringatan di kalangan mereka. فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِيْنَۙfanẓur kaifa kāna āqibatul-munżarīnMaka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu, اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَillā ibādallāhil-mukhlaṣīnkecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa. وَلَقَدْ نَادٰىنَا نُوْحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيْبُوْنَۖwa laqad nādānā nụḥun fa lani’mal-mujībụnDan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa. وَنَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِۖwa najjaināhu wa ahlahụ minal-karbil-aẓīmKami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar. وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهٗ هُمُ الْبٰقِيْنَwa ja’alnā żurriyyatahụ humul-bāqīnDan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖwa taraknā alaihi fil-ākhirīnDan Kami abadikan untuk Nuh pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian; سَلٰمٌ عَلٰى نُوْحٍ فِى الْعٰلَمِيْنَsalāmun alā nụḥin fil-ālamīn”Kesejahteraan Kami limpahkan atas Nuh di seluruh alam.” اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَinnā każālika najzil-muḥsinīnSungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَinnahụ min ibādinal-mu`minīnSungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. ثُمَّ اَغْرَقْنَا الْاٰخَرِيْنَṡumma agraqnal-ākharīnKemudian Kami tenggelamkan yang lain. وَاِنَّ مِنْ شِيْعَتِهٖ لَاِبْرٰهِيْمَ ۘwa inna min syī’atihī la`ibrāhīmDan sungguh, Ibrahim termasuk golongannya Nuh. اِذْ جَاۤءَ رَبَّهٗ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍۙiż jā`a rabbahụ biqalbin salīmIngatlah ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci, اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَاذَا تَعْبُدُوْنَ ۚiż qāla li`abīhi wa qaumihī māżā ta’budụningatlah ketika dia berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu? اَىِٕفْكًا اٰلِهَةً دُوْنَ اللّٰهِ تُرِيْدُوْنَۗa ifkan āliḥatan dụnallāhi turīdụnApakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu? فَمَا ظَنُّكُمْ بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَfa mā ẓannukum birabbil-ālamīnMaka bagaimana anggapanmu terhadap Tuhan seluruh alam?” فَنَظَرَ نَظْرَةً فِى النُّجُوْمِۙfa naẓara naẓratan fin-nujụmLalu dia memandang sekilas ke bintang-bintang, فَقَالَ اِنِّيْ سَقِيْمٌfa qāla innī saqīmkemudian dia Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku sakit.” فَتَوَلَّوْا عَنْهُ مُدْبِرِيْنَfa tawallau an-hu mudbirīnLalu mereka berpaling dari dia dan pergi meninggalkannya. فَرَاغَ اِلٰٓى اٰلِهَتِهِمْ فَقَالَ اَلَا تَأْكُلُوْنَۚfa rāga ilā ālihatihim fa qāla alā ta`kulụnKemudian dia Ibrahim pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu dia berkata, “Mengapa kamu tidak makan? مَا لَكُمْ لَا تَنْطِقُوْنَmā lakum lā tanṭiqụnMengapa kamu tidak menjawab?” فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًا ۢبِالْيَمِيْنِfa rāga alaihim ḍarbam bil-yamīnLalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya. فَاَقْبَلُوْٓا اِلَيْهِ يَزِفُّوْنَfa aqbalū ilaihi yaziffụnKemudian mereka kaumnya datang bergegas kepadanya. قَالَ اَتَعْبُدُوْنَ مَا تَنْحِتُوْنَۙqāla a ta’budụna mā tan-ḥitụnDia Ibrahim berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu? وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَwallāhu khalaqakum wa mā ta’malụnPadahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” قَالُوا ابْنُوْا لَهٗ بُنْيَانًا فَاَلْقُوْهُ فِى الْجَحِيْمِqālubnụ lahụ bun-yānan fa alqụhu fil-jaḥīmMereka berkata, “Buatlah bangunan perapian untuknya membakar Ibrahim; lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.” فَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَسْفَلِيْنَfa arādụ bihī kaidan fa ja’alnāhumul-asfalīnMaka mereka bermaksud memperdayainya dengan membakarnya, namun Allah menyelamatkannya, lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina. وَقَالَ اِنِّيْ ذَاهِبٌ اِلٰى رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِwa qāla innī żāhibun ilā rabbī sayahdīnDan dia Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi menghadap kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku. رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَrabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīnYa Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang yang saleh.” فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍfa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīmMaka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar Ismail. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَfa lammā balaga ma’ahus-sa’ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif’al mā tu`maru satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīnMaka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia Ismail menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚfa lammā aslamā wa tallahụ lil-jabīnMaka ketika keduanya telah berserah diri dan dia Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, untuk melaksanakan perintah Allah. وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙwa nādaināhu ay yā ibrāhīmLalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَqad ṣaddaqtar-ru`yā, innā każālika najzil-muḥsinīnsungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُinna hāżā lahuwal-balā`ul mubīnSesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍwa fadaināhu biżib-ḥin aẓīmDan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖwa taraknā alaihi fil-ākhirīnDan Kami abadikan untuk Ibrahim pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian, سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَsalāmun alā ibrāhīm”Selamat sejahtera bagi Ibrahim.” كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَkażālika najzil-muḥsinīnDemikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَinnahụ min ibādinal-mu`minīnSungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. وَبَشَّرْنٰهُ بِاِسْحٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَwa basysyarnāhu bi`is-ḥāqa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīnDan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌwa bāraknā alaihi wa alā is-ḥāq, wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīnDan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada pula yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلٰى مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۚwa laqad manannā alā mụsā wa hārụnDan sungguh, Kami telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun. وَنَجَّيْنٰهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِۚwa najjaināhumā wa qaumahumā minal-karbil-aẓīmDan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar, وَنَصَرْنٰهُمْ فَكَانُوْا هُمُ الْغٰلِبِيْنَۚwa naṣarnāhum fa kānụ humul-gālibīndan Kami tolong mereka, sehingga jadilah mereka orang-orang yang menang. وَاٰتَيْنٰهُمَا الْكِتٰبَ الْمُسْتَبِيْنَ ۚwa ātaināhumal-kitābal-mustabīnDan Kami berikan kepada keduanya Kitab yang sangat jelas, وَهَدَيْنٰهُمَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۚwa hadaināhumaṣ-ṣirāṭal-mustaqīmdan Kami tunjukkan keduanya jalan yang lurus. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِمَا فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖwa taraknā alaihimā fil-ākhirīnDan Kami abadikan untuk keduanya pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian, سَلٰمٌ عَلٰى مُوْسٰى وَهٰرُوْنَsalāmun alā mụsā wa hārụn”Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun.” اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَinnā każālika najzil-muḥsinīnDemikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. اِنَّهُمَا مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَinnahumā min ibādinal-mu`minīnSungguh, keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. وَاِنَّ اِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗwa inna ilyāsa laminal-mursalīnDan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul. اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَلَا تَتَّقُوْنَiż qāla liqaumihī alā tattaqụnIngatlah ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak bertakwa? اَتَدْعُوْنَ بَعْلًا وَّتَذَرُوْنَ اَحْسَنَ الْخَالِقِيْنَۙa tad’ụna ba’law wa tażarụna aḥsanal-khāliqīnPatutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan Allah sebaik-baik pencipta. اللّٰهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَallāha rabbakum wa rabba ābā`ikumul-awwalīnYaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?” فَكَذَّبُوْهُ فَاِنَّهُمْ لَمُحْضَرُوْنَۙfa każżabụhu fa innahum lamuḥḍarụnTetapi mereka mendustakannya Ilyas, maka sungguh, mereka akan diseret ke neraka, اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَillā ibādallāhil-mukhlaṣīnkecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa, وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۙwa taraknā alaihi fil-ākhirīnDan Kami abadikan untuk Ilyas pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian. سَلٰمٌ عَلٰٓى اِلْ يَاسِيْنَsalāmun alā ilyāsīn”Selamat sejahtera bagi Ilyas.” اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَinnā każālika najzil-muḥsinīnDemikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَinnahụ min ibādinal-mu`minīnSungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. وَاِنَّ لُوْطًا لَّمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗwa inna lụṭal laminal-mursalīnDan sungguh, Lut benar-benar termasuk salah seorang rasul. اِذْ نَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اَجْمَعِيْۙنَiż najjaināhu wa ahlahū ajma’īnIngatlah ketika Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya semua, اِلَّا عَجُوْزًا فِى الْغٰبِرِيْنَillā ajụzan fil-gābirīnkecuali seorang perempuan tua istrinya bersama-sama orang yang tinggal di kota. ثُمَّ دَمَّرْنَا الْاٰخَرِيْنَṡumma dammarnal-ākharīnKemudian Kami binasakan orang-orang yang lain. وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُّصْبِحِيْنَۙwa innakum latamurrụna alaihim muṣbiḥīnDan sesungguhnya kamu penduduk Mekah benar-benar akan melalui bekas-bekas mereka pada waktu pagi, وَبِالَّيْلِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَwa bil-laīl, a fa lā ta’qilụndan pada waktu malam. Maka mengapa kamu tidak mengerti? وَاِنَّ يُوْنُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗwa inna yụnusa laminal-mursalīnDan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul, اِذْ اَبَقَ اِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙiż abaqa ilal-fulkil-masy-ḥụningatlah ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِيْنَۚfa sāhama fa kāna minal-mud-ḥaḍīnkemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. فَالْتَقَمَهُ الْحُوْتُ وَهُوَ مُلِيْمٌfaltaqamahul-ḥụtu wa huwa mulīmMaka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. فَلَوْلَآ اَنَّهٗ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِيْنَ ۙfalau lā annahụ kāna minal-musabbiḥīnMaka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir bertasbih kepada Allah, لَلَبِثَ فِيْ بَطْنِهٖٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَۚlalabiṡa fī baṭnihī ilā yaumi yub’aṡụnniscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan. فَنَبَذْنٰهُ بِالْعَرَاۤءِ وَهُوَ سَقِيْمٌ ۚfa nabażnāhu bil-arā`i wa huwa saqīmKemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. وَاَنْۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّنْ يَّقْطِيْنٍۚwa ambatnā alaihi syajaratam miy yaqṭīnKemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. وَاَرْسَلْنٰهُ اِلٰى مِائَةِ اَلْفٍ اَوْ يَزِيْدُوْنَۚwa arsalnāhu ilā mi`ati alfin au yazīdụnDan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih, فَاٰمَنُوْا فَمَتَّعْنٰهُمْ اِلٰى حِيْنٍfa āmanụ fa matta’nāhum ilā ḥīnsehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu. فَاسْتَفْتِهِمْ اَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُوْنَۚfastaftihim a lirabbikal-banātu wa lahumul-banụnMaka tanyakanlah Muhammad kepada mereka orang-orang kafir Mekah, “Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki?” اَمْ خَلَقْنَا الْمَلٰۤىِٕكَةَ اِنَاثًا وَّهُمْ شَاهِدُوْنَam khalaqnal-malā`ikata ināṡaw wa hum syāhidụnatau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikannya? اَلَآ اِنَّهُمْ مِّنْ اِفْكِهِمْ لَيَقُوْلُوْنَۙalā innahum min ifkihim layaqụlụnIngatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan, وَلَدَ اللّٰهُ ۙوَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَۙwaladallāhu wa innahum lakāżibụn”Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta, اَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِيْنَۗaṣṭafal-banāti alal-banīnapakah Dia Allah memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki? مَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَmā lakum, kaifa taḥkumụnMengapa kamu ini? Bagaimana caranya kamu menetapkan? اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَۚa fa lā tażakkarụnMaka mengapa kamu tidak memikirkan? اَمْ لَكُمْ سُلْطٰنٌ مُّبِيْنٌۙam lakum sulṭānum mubīnAtaukah kamu mempunyai bukti yang jelas? فَأْتُوْا بِكِتٰبِكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَfa`tụ bikitābikum ing kuntum ṣādiqīnKalau begitu maka bawalah kitabmu jika kamu orang yang benar. وَجَعَلُوْا بَيْنَهٗ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ نَسَبًا ۗوَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ اِنَّهُمْ لَمُحْضَرُوْنَۙwa ja’alụ bainahụ wa bainal-jinnati nasabā, wa laqad alimatil-jinnatu innahum lamuḥḍarụnDan mereka mengadakan hubungan nasab keluarga antara Dia Allah dan jin. Dan sungguh, jin telah mengetahui bahwa mereka pasti akan diseret ke neraka, سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يَصِفُوْنَۙsub-ḥanallāhi ammā yaṣifụnMahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan, اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَillā ibādallāhil-mukhlaṣīnkecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa. فَاِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَۙfa innakum wa mā ta’budụnMaka sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu, مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِيْنَۙmā antum alaihi bifātinīntidak akan dapat menyesatkan seseorang terhadap Allah, اِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيْمِillā man huwa ṣālil-jaḥīmkecuali orang-orang yang akan masuk ke neraka Jahim. وَمَا مِنَّآ اِلَّا لَهٗ مَقَامٌ مَّعْلُوْمٌۙwa mā minnā illā lahụ maqāmum ma’lụmDan tidak satu pun di antara kami malaikat melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu, وَاِنَّا لَنَحْنُ الصَّۤافُّوْنَۖwa innā lanaḥnuṣ-ṣāffụndan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan dalam melaksanakan perintah Allah. وَاِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُوْنَwa innā lanaḥnul-musabbiḥụnDan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih kepada Allah. وَاِنْ كَانُوْا لَيَقُوْلُوْنَۙwa ing kānụ layaqụlụnDan sesungguhnya mereka orang kafir Mekah benar-benar pernah berkata, لَوْ اَنَّ عِنْدَنَا ذِكْرًا مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙlau anna indanā żikram minal-awwalīn”Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari kitab-kitab yang diturunkan kepada orang-orang dahulu, لَكُنَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَlakunnā ibādallāhil-mukhlaṣīntentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan dari dosa.” فَكَفَرُوْا بِهٖۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَfa kafarụ bih, fa saufa ya’lamụnTetapi ternyata mereka mengingkarinya Al-Qur’an; maka kelak mereka akan mengetahui akibat keingkarannya itu. وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِيْنَ ۖwa laqad sabaqat kalimatunā li’ibādinal-mursalīnDan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, اِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُوْرُوْنَۖinnahum lahumul-manṣụrụnyaitu mereka itu pasti akan mendapat pertolongan. وَاِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغٰلِبُوْنَwa inna jundanā lahumul-gālibụnDan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang. فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتّٰى حِيْنٍۙfa tawalla an-hum ḥattā ḥīnMaka berpalinglah engkau Muhammad dari mereka sampai waktu tertentu, وَّاَبْصِرْهُمْۗ فَسَوْفَ يُبْصِرُوْنَwa abṣir-hum, fa saufa yubṣirụndan perlihatkanlah kepada mereka, maka kelak mereka akan melihat azab itu. اَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُوْنَa fa bi’ażābinā yasta’jilụnMaka apakah mereka meminta agar azab Kami disegerakan? فَاِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَاۤءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِيْنَfa iżā nazala bisāḥatihim fa sā`a ṣabāḥul-munżarīnMaka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka sangat buruklah pagi hari bagi orang-orang yang diperingatkan itu. وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتّٰى حِيْنٍۙwa tawalla an-hum ḥattā ḥīnDan berpalinglah engkau dari mereka sampai waktu tertentu. وَّاَبْصِرْۗ فَسَوْفَ يُبْصِرُوْنَwa abṣir, fa saufa yubṣirụnDan perlihatkanlah, maka kelak mereka akan melihat azab itu. سُبْحٰنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَۚsub-ḥāna rabbika rabbil-izzati ammā yaṣifụnMahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan. وَسَلٰمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَۚwa salāmun alal-mursalīnDan selamat sejahtera bagi para rasul. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَwal-ḥamdu lillāhi rabbil-ālamīnDan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Surat Sad ayat 1-88 صۤ ۗوَالْقُرْاٰنِ ذِى الذِّكْرِۗshād, wal-qur`āni żiż-żikrShad, demi Al-Qur’an yang mengandung peringatan. بَلِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِيْ عِزَّةٍ وَّشِقَاقٍbalillażīna kafarụ fī izzatiw wa syiqāqTetapi orang-orang yang kafir berada dalam kesombongan dan permusuhan. كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ فَنَادَوْا وَّلَاتَ حِيْنَ مَنَاصٍkam ahlaknā ming qablihim ming qarnin fa nādaw wa lāta ḥīna manāṣBetapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal waktu itu bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. وَعَجِبُوْٓا اَنْ جَاۤءَهُمْ مُّنْذِرٌ مِّنْهُمْ ۖوَقَالَ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا سٰحِرٌ كَذَّابٌۚwa ajibū an jā`ahum munżirum min-hum wa qālal-kāfirụna hāżā sāḥirung każżābDan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan rasul dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata, “Orang ini adalah pesihir yang banyak berdusta.” اَجَعَلَ الْاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌa ja’alal-ālihata ilāhaw wāḥidan inna hāżā lasyai`un ujābApakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan. وَانْطَلَقَ الْمَلَاُ مِنْهُمْ اَنِ امْشُوْا وَاصْبِرُوْا عَلٰٓى اٰلِهَتِكُمْ ۖاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ يُّرَادُ ۖwanṭalaqal-mala`u min-hum animsyụ waṣbirụ alā ālihatikum inna hāżā lasyai`uy yurādLalu pergilah pemimpin-pemimpin mereka seraya berkata, “Pergilah kamu dan tetaplah menyembah tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. مَا سَمِعْنَا بِهٰذَا فِى الْمِلَّةِ الْاٰخِرَةِ ۖاِنْ هٰذَآ اِلَّا اخْتِلَاقٌۚmā sami’nā bihāżā fil-millatil-ākhirati in hāżā illakhtilāqKami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini mengesakan Allah, tidak lain hanyalah dusta yang diada-adakan, اَؤُنْزِلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ مِنْۢ بَيْنِنَا ۗبَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْ ذِكْرِيْۚ بَلْ لَّمَّا يَذُوْقُوْا عَذَابِ ۗa unzila alaihiż-żikru mim baininā, bal hum fī syakkim min żikrī, bal lammā yażụqụ ażābmengapa Al-Qur’an itu diturunkan kepada dia di antara kita?” Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al-Qur’an-Ku, tetapi mereka belum merasakan azab-Ku. اَمْ عِنْدَهُمْ خَزَاۤىِٕنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ الْعَزِيْزِ الْوَهَّابِۚam indahum khazā`inu raḥmati rabbikal-azīzil wahhābAtau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Mahaperkasa, Maha Pemberi?] اَمْ لَهُمْ مُّلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۗفَلْيَرْتَقُوْا فِى الْاَسْبَابِam lahum mulkus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, falyartaqụ fil-asbābAtau apakah mereka mempunyai kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya? Jika ada, maka biarlah mereka menaiki tangga-tangga ke langit. جُنْدٌ مَّا هُنَالِكَ مَهْزُوْمٌ مِّنَ الْاَحْزَابِjundum mā hunālika mahzụmum minal-aḥzābMereka itu kelompok besar bala tentara yang berada di sana yang akan dikalahkan. كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ وَّعَادٌ وَّفِرْعَوْنُ ذُو الْاَوْتَادِۙkażżabat qablahum qaumu nụḥiw wa āduw wa fir’aunu żul-autādSebelum mereka itu, kaum Nuh, Ad dan Fir’aun yang mempunyai bala tentara yang banyak, juga telah mendustakan rasul-rasul, وَثَمُوْدُ وَقَوْمُ لُوْطٍ وَّاَصْحٰبُ لْـَٔيْكَةِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ الْاَحْزَابُwa ṡamụdu wa qaumu lụṭiw wa aṣ-ḥābul-aikah, ulā`ikal-aḥzābdan begitu juga Samud, kaum Lut dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu menentang rasul-rasul. اِنْ كُلٌّ اِلَّا كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِing kullun illā każżabar-rusula fa ḥaqqa iqābSemua mereka itu mendustakan rasul-rasul, maka pantas mereka merasakan azab-Ku. وَمَا يَنْظُرُ هٰٓؤُلَاۤءِ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً مَّا لَهَا مِنْ فَوَاقٍwa mā yanẓuru hā`ulā`i illā ṣaiḥataw wāḥidatam mā lahā min fawāqDan sebenarnya yang mereka tunggu adalah satu teriakan saja, yang tidak ada selanya. وَقَالُوْا رَبَّنَا عَجِّلْ لَّنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِwa qālụ rabbanā ajjil lanā qiṭṭanā qabla yaumil-ḥisābDan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, segerakanlah azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari perhitungan.” اِصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوٗدَ ذَا الْاَيْدِۚ اِنَّهٗٓ اَوَّابٌiṣbir alā mā yaqụlụna ważkur abdanā dāwụda żal-aīd, innahū awwābBersabarlah atas apa yang mereka katakan; dan ingatlah akan hamba Kami Dawud yang mempunyai kekuatan; sungguh dia sangat taat kepada Allah. اِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهٗ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْاِشْرَاقِۙinnā sakhkharnal-jibāla ma’ahụ yusabbiḥna bil-asyiyyi wal-isyrāqSungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia Dawud pada waktu petang dan pagi, وَالطَّيْرَمَحْشُوْرَةً ۗ كُلٌّ لَهٗٓ اَوَّابٌwaṭ-ṭaira maḥsyụrah, kullul lahū awwābdan Kami tundukkan pula burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing sangat taat kepada Allah. وَشَدَدْنَا مُلْكَهٗ وَاٰتَيْنٰهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِwa syadadnā mulkahụ wa ātaināhul-ḥikmata wa faṣlal-khiṭābDan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam memutuskan perkara. وَهَلْ اَتٰىكَ نَبَؤُ الْخَصْمِۘ اِذْ تَسَوَّرُوا الْمِحْرَابَۙwa hal atāka naba`ul khaṣm, iż tasawwarul-miḥrābDan apakah telah sampai kepadamu berita orang-orang yang berselisih ketika mereka memanjat dinding mihrab? اِذْ دَخَلُوْا عَلٰى دَاوٗدَ فَفَزِعَ مِنْهُمْ قَالُوْا لَا تَخَفْۚ خَصْمٰنِ بَغٰى بَعْضُنَا عَلٰى بَعْضٍ فَاحْكُمْ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَلَا تُشْطِطْ وَاهْدِنَآ اِلٰى سَوَاۤءِ الصِّرَاطِiż dakhalụ alā dāwụda fa fazi’a min-hum qālụ lā takhaf, khaṣmāni bagā ba’ḍunā alā ba’ḍin faḥkum bainanā bil-ḥaqqi wa lā tusyṭiṭ wahdinā ilā sawā`iṣ-ṣirāṭketika mereka masuk menemui Dawud lalu dia terkejut karena kedatangan mereka. Mereka berkata, “Janganlah takut! Kami berdua sedang berselisih, sebagian dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan di antara kami secara adil dan janganlah menyimpang dari kebenaran serta tunjukilah kami ke jalan yang lurus. اِنَّ هٰذَآ اَخِيْ ۗ لَهٗ تِسْعٌ وَّتِسْعُوْنَ نَعْجَةً وَّلِيَ نَعْجَةٌ وَّاحِدَةٌ ۗفَقَالَ اَكْفِلْنِيْهَا وَعَزَّنِيْ فِى الْخِطَابِinna hāżā akhī, lahụ tis’uw wa tis’ụna na’jataw wa liya na’jatuw wāḥidah, fa qāla akfilnīhā wa azzanī fil-khiṭābSesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, “Serahkanlah kambingmu itu kepadaku! Dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.” قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ اِلٰى نِعَاجِهٖۗ وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْخُلَطَاۤءِ لَيَبْغِيْ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَقَلِيْلٌ مَّا هُمْۗ وَظَنَّ دَاوٗدُ اَنَّمَا فَتَنّٰهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهٗ وَخَرَّ رَاكِعًا وَّاَنَابَ ۩qāla laqad ẓalamaka bisu`āli na’jatika ilā ni’ājih, wa inna kaṡīram minal-khulaṭā`i layabgī ba’ḍuhum alā ba’ḍin illallażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti wa qalīlum mā hum, wa ẓanna dāwụdu annamā fatannāhu fastagfara rabbahụ wa kharra rāki’aw wa anābDia Dawud berkata, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu.” Dan Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat. فَغَفَرْنَا لَهٗ ذٰلِكَۗ وَاِنَّ لَهٗ عِنْدَنَا لَزُلْفٰى وَحُسْنَ مَاٰبٍfa gafarnā lahụ żālik, wa inna lahụ indanā lazulfā wa ḥusna ma`ābLalu Kami mengampuni kesalahannya itu. Dan sungguh, dia mempunyai kedudukan yang benar-benar dekat di sisi Kami dan tempat kembali yang baik. يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢبِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِyā dāwụdu innā ja’alnāka khalīfatan fil-arḍi faḥkum bainan-nāsi bil-ḥaqqi wa lā tattabi’il-hawā fa yuḍillaka an sabīlillāh, innallażīna yaḍillụna an sabīlillāhi lahum ażābun syadīdum bimā nasụ yaumal-ḥisābAllah berfirman, “Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah penguasa di bumi, maka berilah keputusan perkara di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۗذٰلِكَ ظَنُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنَ النَّارِۗwa mā khalaqnas-samā`a wal-arḍa wa mā bainahumā bāṭilā, żālika ẓannullażīna kafarụ fa wailul lillażīna kafarụ minan-nārDan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. اَمْ نَجْعَلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَالْمُفْسِدِيْنَ فِى الْاَرْضِۖ اَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِيْنَ كَالْفُجَّارِam naj’alullażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti kal-mufsidīna fil-arḍi am naj’alul-muttaqīna kal-fujjārPantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Atau pantaskah Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang jahat? كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِkitābun anzalnāhu ilaika mubārakul liyaddabbarū āyātihī wa liyatażakkara ulul-albābKitab Al-Qur’an yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. وَوَهَبْنَا لِدَاوٗدَ سُلَيْمٰنَۗ نِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌۗwa wahabnā lidāwụda sulaimān, ni’mal-abd, innahū awwābDan kepada Dawud Kami karuniakan anak bernama Sulaiman; dia adalah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat kepada Allah. اِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِالْعَشِيِّ الصّٰفِنٰتُ الْجِيَادُۙiż uriḍa alaihi bil-asyiyyiṣ-ṣāfinātul-jiyādIngatlah ketika pada suatu sore dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang jinak, tetapi sangat cepat larinya, فَقَالَ اِنِّيْٓ اَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَنْ ذِكْرِ رَبِّيْۚ حَتّٰى تَوَارَتْ بِالْحِجَابِۗfa qāla innī aḥbabtu ḥubbal-khairi an żikri rabbī, ḥattā tawārat bil-ḥijābmaka dia berkata, “Sesungguhnya aku menyukai segala yang baik kuda, yang membuat aku ingat akan kebesaran Tuhanku, sampai matahari terbenam.” رُدُّوْهَا عَلَيَّ ۚفَطَفِقَ مَسْحًا ۢبِالسُّوْقِ وَالْاَعْنَاقِruddụhā alayy, fa ṭafiqa mas-ḥam bis-sụqi wal-a’nāq”Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku.” Lalu dia mengusap-usap kaki dan leher kuda itu. وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمٰنَ وَاَلْقَيْنَا عَلٰى كُرْسِيِّهٖ جَسَدًا ثُمَّ اَنَابَwa laqad fatannā sulaimāna wa alqainā alā kursiyyihī jasadan ṡumma anābDan sungguh, Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan dia tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh yang lemah karena sakit, kemudian dia bertobat. قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لَّا يَنْۢبَغِيْ لِاَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِيْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُqāla rabbigfir lī wa hab lī mulkal lā yambagī li`aḥadim mim ba’dī, innaka antal-wahhābDia berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi.” فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيْحَ تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖ رُخَاۤءً حَيْثُ اَصَابَۙfa sakhkharnā lahur-rīḥa tajrī bi`amrihī rukhā`an ḥaiṡu aṣābKemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya, وَالشَّيٰطِيْنَ كُلَّ بَنَّاۤءٍ وَّغَوَّاصٍۙwasy-syayāṭīna kulla bannā`iw wa gawwāṣdan Kami tundukkan pula kepadanya setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam, وَّاٰخَرِيْنَ مُقَرَّنِيْنَ فِى الْاَصْفَادِwa ākharīna muqarranīna fil-aṣfāddan setan yang lain yang terikat dalam belenggu. هٰذَا عَطَاۤؤُنَا فَامْنُنْ اَوْ اَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍhāżā aṭā`unā famnun au amsik bigairi ḥisābInilah anugerah Kami; maka berikanlah kepada orang lain atau tahanlah untuk dirimu sendiri tanpa perhitungan. وَاِنَّ لَهٗ عِنْدَنَا لَزُلْفٰى وَحُسْنَ مَاٰبٍwa inna lahụ indanā lazulfā wa ḥusna ma`ābDan sungguh, dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. وَاذْكُرْ عَبْدَنَآ اَيُّوْبَۘ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَابٍۗważkur abdanā ayyụb, iż nādā rabbahū annī massaniyasy-syaiṭānu binuṣbiw wa ażābDan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.” اُرْكُضْ بِرِجْلِكَۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَّشَرَابٌurkuḍ birijlik, hāżā mugtasalum bāriduw wa syarābAllah berfirman, “Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنَّا وَذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِwa wahabnā lahū ahlahụ wa miṡlahum ma’ahum raḥmatam minnā wa żikrā li`ulil-albābDan Kami anugerahi dia dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan Kami lipatgandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat. وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِّهٖ وَلَا تَحْنَثْ ۗاِنَّا وَجَدْنٰهُ صَابِرًا ۗنِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌwa khuż biyadika ḍigṡan faḍrib bihī wa lā taḥnaṡ, innā wajadnāhu ṣābirā, ni’mal-abd, innahū awwābDan ambillah seikat rumput dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia Ayyub seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat kepada Allah. وَاذْكُرْ عِبٰدَنَآ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ اُولِى الْاَيْدِيْ وَالْاَبْصَارِważkur ibādanā ibrāhīma wa is-ḥāqa wa ya’qụba ulil-aidī wal-abṣārDan ingatlah hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. اِنَّآ اَخْلَصْنٰهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِۚinnā akhlaṣnāhum bikhāliṣatin żikrad-dārSungguh, Kami telah menyucikan mereka dengan menganugerahkan akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat. وَاِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الْاَخْيَارِۗwa innahum indanā laminal-muṣṭafainal-akhyārDan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. وَاذْكُرْ اِسْمٰعِيْلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ ۗوَكُلٌّ مِّنَ الْاَخْيَارِۗważkur ismā’īla walyasa’a wa żal-kifl, wa kullum minal-akhyārDan ingatlah Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. هٰذَا ذِكْرٌ ۗوَاِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ لَحُسْنَ مَاٰبٍۙhāżā żikr, wa inna lil-muttaqīna laḥusna ma`ābIni adalah kehormatan bagi mereka. Dan sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa disediakan tempat kembali yang terbaik, جَنّٰتِ عَدْنٍ مُّفَتَّحَةً لَّهُمُ الْاَبْوَابُۚjannāti adnim mufattaḥatal lahumul-abwābyaitu surga ’Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, مُتَّكِـِٕيْنَ فِيْهَا يَدْعُوْنَ فِيْهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍ وَّشَرَابٍmuttaki`īna fīhā yad’ụna fīhā bifākihating kaṡīratiw wa syarābdi dalamnya mereka bersandar di atas dipan-dipan sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. وَعِنْدَهُمْ قٰصِرٰتُ الطَّرْفِ اَتْرَابٌwa indahum qāṣirātuṭ-ṭarfi atrābdan di samping mereka ada bidadari-bidadari yang redup pandangannya dan sebaya umurnya. هٰذَا مَا تُوْعَدُوْنَ لِيَوْمِ الْحِسَابِhāżā mā tụ’adụna liyaumil-ḥisābInilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan. اِنَّ هٰذَا لَرِزْقُنَا مَا لَهٗ مِنْ نَّفَادٍۚinna hāżā larizqunā mā lahụ min nafādSungguh, inilah rezeki dari Kami yang tidak ada habis-habisnya. هٰذَا ۗوَاِنَّ لِلطّٰغِيْنَ لَشَرَّ مَاٰبٍۙhāżā, wa inna liṭ-ṭāgīna lasyarra ma`ābBeginilah keadaan mereka. Dan sungguh, bagi orang-orang yang durhaka pasti disediakan tempat kembali yang buruk, جَهَنَّمَۚ يَصْلَوْنَهَاۚ فَبِئْسَ الْمِهَادُjahannam, yaṣlaunahā, fa bi`sal-mihādyaitu neraka Jahanam yang mereka masuki; maka itulah seburuk-buruk tempat tinggal. هٰذَاۙ فَلْيَذُوْقُوْهُ حَمِيْمٌ وَّغَسَّاقٌۙhāżā falyażụqụhu ḥamīmuw wa gassāqInilah azab neraka, maka biarlah mereka merasakannya, minuman mereka air yang sangat panas dan air yang sangat dingin, وَّاٰخَرُ مِنْ شَكْلِهٖٓ اَزْوَاجٌۗwa ākharu min syaklihī azwājdan berbagai macam azab yang lain yang serupa itu. هٰذَا فَوْجٌ مُّقْتَحِمٌ مَّعَكُمْۚ لَا مَرْحَبًا ۢبِهِمْ ۗ اِنَّهُمْ صَالُوا النَّارِhāżā faujum muqtaḥimum ma’akum, lā mar-ḥabam bihim, innahum ṣālun-nārDikatakan kepada mereka, “Ini rombongan besar pengikut-pengikutmu yang masuk berdesak-desak bersama kamu ke neraka.” Tidak ada ucapan selamat datang bagi mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka kata pemimpin-pemimpin mereka. قَالُوْا بَلْ اَنْتُمْ لَا مَرْحَبًاۢ بِكُمْ ۗ اَنْتُمْ قَدَّمْتُمُوْهُ لَنَاۚ فَبِئْسَ الْقَرَارُqālụ bal antum lā mar-ḥabam bikum, antum qaddamtumụhu lanā, fa bi`sal-qarārPara pengikut mereka menjawab, “Sebenarnya kamulah yang lebih pan-tas tidak menerima ucapan selamat datang, karena kamulah yang menjerumuskan kami ke dalam azab, maka itulah seburuk-buruk tempat menetap.” قَالُوْا رَبَّنَا مَنْ قَدَّمَ لَنَا هٰذَا فَزِدْهُ عَذَابًا ضِعْفًا فِى النَّارِqālụ rabbanā mang qaddama lanā hāżā fa zid-hu ażāban ḍi’fan fin-nārMereka berkata lagi, “Ya Tuhan kami, barangsiapa menjerumuskan kami ke dalam azab ini, maka tambahkanlah azab kepadanya dua kali lipat di dalam neraka.” وَقَالُوْا مَا لَنَا لَا نَرٰى رِجَالًا كُنَّا نَعُدُّهُمْ مِّنَ الْاَشْرَارِwa qālụ mā lanā lā narā rijālang kunnā na’udduhum minal-asyrārDan orang-orang durhaka berkata, “Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu di dunia kami anggap sebagai orang-orang yang jahat hina. اَتَّخَذْنٰهُمْ سِخْرِيًّا اَمْ زَاغَتْ عَنْهُمُ الْاَبْصَارُattakhażnāhum sikhriyyan am zāgat an-humul-abṣārDahulu kami menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena penglihatan kami yang tidak melihat mereka?” اِنَّ ذٰلِكَ لَحَقٌّ تَخَاصُمُ اَهْلِ النَّارِinna żālika laḥaqqun takhāṣumu ahlin-nārSungguh, yang demikian benar-benar terjadi, yaitu pertengkaran di antara penghuni neraka. قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ مُنْذِرٌ ۖوَّمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّا اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُqul innamā ana munżiruw wa mā min ilāhin illallāhul-wāḥidul-qahhārKatakanlah Muhammad, “Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa, رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُrabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumal-azīzul-gaffāryaitu Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Mahaperkasa, Maha Pengampun.” قُلْ هُوَ نَبَؤٌا عَظِيْمٌۙqul huwa naba`un aẓīmKatakanlah, “Itu Al-Qur’an adalah berita besar, اَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُوْنَantum an-hu mu’riḍụnyang kamu berpaling darinya. مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍۢ بِالْمَلَاِ الْاَعْلٰٓى اِذْ يَخْتَصِمُوْنَmā kāna liya min ilmim bil-mala`il-a’lā iż yakhtaṣimụnAku tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala’ul a’la malaikat itu ketika mereka berbantah-bantahan. اِنْ يُّوْحٰىٓ اِلَيَّ اِلَّآ اَنَّمَآ اَنَا۠ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌiy yụḥā ilayya illā annamā ana nażīrum mubīnYang diwahyukan kepadaku, bahwa aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata.” اِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍiż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī khāliqum basyaram min ṭīnIngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَfa iżā sawwaituhụ wa nafakhtu fīhi mir rụḥī faqa’ụ lahụ sājidīnKemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh ciptaan-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.” فَسَجَدَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَۙfa sajadal-malā`ikatu kulluhum ajma’ụnLalu para malaikat itu bersujud semuanya, اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اِسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَillā iblīs, istakbara wa kāna minal-kāfirīnkecuali Iblis; ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir. قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ اَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۗ اَسْتَكْبَرْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِيْنَqāla yā iblīsu mā mana’aka an tasjuda limā khalaqtu biyadayy, astakbarta am kunta minal-ālīnAllah berfirman, “Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu merasa termasuk golongan yang lebih tinggi?” قَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍqāla ana khairum min-hu khalaqtanī min nāriw wa khalaqtahụ min ṭīnIblis berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۖqāla fakhruj min-hā fa innaka rajīmAllah berfirman, “Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk. وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِwa inna alaika la’natī ilā yaumid-dīnDan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَqāla rabbi fa anẓirnī ilā yaumi yub’aṡụnIblis berkata, “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan.” قَالَ فَاِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَۙqāla fa innaka minal-munẓarīnAllah berfirman, “Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan, اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِilā yaumil-waqtil-ma’lụmsampai pada hari yang telah ditentukan waktunya hari Kiamat.” قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙqāla fa bi’izzatika la`ugwiyannahum ajma’īnIblis menjawab, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَillā ibādaka min-humul-mukhlaṣīnkecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.” قَالَ فَالْحَقُّۖ وَالْحَقَّ اَقُوْلُۚqāla fal-ḥaqqu wal-ḥaqqa aqụlAllah berfirman, “Maka yang benar adalah sumpahku, dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan. لَاَمْلَئَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ اَجْمَعِيْنَla`amla`anna jahannama mingka wa mim man tabi’aka min-hum ajma’īnSungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya.” قُلْ مَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُتَكَلِّفِيْنَqul mā as`alukum alaihi min ajriw wa mā ana minal-mutakallifīnKatakanlah Muhammad, “Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya dakwahku; dan aku bukanlah termasuk orang yang mengada-ada. اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِيْنَin huwa illā żikrul lil-ālamīnAl-Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh alam. وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَاَهٗ بَعْدَ حِيْنٍwa lata’lamunna naba`ahụ ba’da ḥīnDan sungguh, kamu akan mengetahui kebenaran beritanya Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi.” Surat Az-Zumar ayat 1-31 تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِtanzīlul-kitābi minallāhil-azīzil-ḥakīmKitab Al-Qur’an ini diturunkan oleh Allah Yang Mahamulia, Mahabijaksana. اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَۗinnā anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi fa’budillāha mukhliṣal lahud-dīnSesungguhnya Kami menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu Muhammad dengan membawa kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ ۗوَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌalā lillāhid-dīnul-khāliṣ, wallażīnattakhażụ min dụnihī auliyā`, mā na’buduhum illā liyuqarribụnā ilallāhi zulfā, innallāha yaḥkumu bainahum fī mā hum fīhi yakhtalifụn, innallāha lā yahdī man huwa kāżibung kaffārIngatlah! Hanya milik Allah agama yang murni dari syirik. Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia berkata, “Kami tidak menyembah mereka melainkan berharap agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar. لَوْ اَرَادَ اللّٰهُ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًا لَّاصْطَفٰى مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۙ سُبْحٰنَهٗ ۗهُوَ اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُlau arādallāhu ay yattakhiża waladal laṣṭafā mimmā yakhluqu mā yasyā`u sub-ḥānah, huwallāhul-wāḥidul-qahhārSekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اَلَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُkhalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, yukawwirul-laila alan-nahāri wa yukawwirun-nahāra alal-laili wa sakhkharasy-syamsa wal-qamar, kulluy yajrī li`ajalim musammā, alā huwal-azīzul-gaffārDia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun. خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ الْاَنْعَامِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍ ۗ يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ فَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَkhalaqakum min nafsiw wāḥidatin ṡumma ja’ala min-hā zaujahā wa anzala lakum minal-an’āmi ṡamāniyata azwāj, yakhluqukum fī buṭụni ummahātikum khalqam mim ba’di khalqin fī ẓulumātin ṡalāṡ, żālikumullāhu rabbukum lahul-mulk, lā ilāha illā huw, fa annā tuṣrafụnDia menciptakan kamu dari diri yang satu Adam kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia; maka mengapa kamu dapat dipalingkan? اِنْ تَكْفُرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۗوَلَا يَرْضٰى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَۚ وَاِنْ تَشْكُرُوْا يَرْضَهُ لَكُمْۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِin takfurụ fa innallāha ganiyyun angkum, wa lā yarḍā li’ibādihil-kufr, wa in tasykurụ yarḍahu lakum, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marji’ukum fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta’malụn, innahụ alīmum biżātiṣ-ṣudụrJika kamu kafir ketahuilah maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridai kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridai kesyukuranmu itu. Seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dadamu. وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهٗ مُنِيْبًا اِلَيْهِ ثُمَّ اِذَا خَوَّلَهٗ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُوْٓا اِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلّٰهِ اَنْدَادًا لِّيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيْلًا ۖاِنَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِwa iżā massal-insāna ḍurrun da’ā rabbahụ munīban ilaihi ṡumma iżā khawwalahụ ni’matam min-hu nasiya mā kāna yad’ū ilaihi ming qablu wa ja’ala lillāhi andādal liyuḍilla an sabīlih, qul tamatta’ bikufrika qalīlan innaka min aṣ-ḥābin-nārDan apabila manusia ditimpa bencana, dia memohon pertolongan kepada Tuhannya dengan kembali taat kepada-Nya; tetapi apabila Dia memberikan nikmat kepadanya dia lupa akan bencana yang pernah dia berdoa kepada Allah sebelum itu, dan diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan-Nya. Katakanlah, “Bersenang-senanglah kamu dengan kekafiranmu itu untuk sementara waktu. Sungguh, kamu termasuk penghuni neraka.” اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِam man huwa qānitun ānā`al-laili sājidaw wa qā`imay yaḥżarul-ākhirata wa yarjụ raḥmata rabbih, qul hal yastawillażīna ya’lamụna wallażīna lā ya’lamụn, innamā yatażakkaru ulul-albābApakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍqul yā ibādillażīna āmanuttaqụ rabbakum, lillażīna aḥsanụ fī hāżihid-dun-yā ḥasanah, wa arḍullāhi wāsi’ah, innamā yuwaffaṣ-ṣābirụna ajrahum bigairi ḥisābKatakanlah Muhammad, “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَqul innī umirtu an a’budallāha mukhliṣal lahud-dīnKatakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama. وَاُمِرْتُ لِاَنْ اَكُوْنَ اَوَّلَ الْمُسْلِمِيْنَwa umirtu li`an akụna awwalal-muslimīnDan aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.” قُلْ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍqul innī akhāfu in aṣaitu rabbī ażāba yaumin aẓīmKatakanlah, “Sesungguhnya aku takut akan azab pada hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku.” قُلِ اللّٰهَ اَعْبُدُ مُخْلِصًا لَّهٗ دِيْنِيْۚqulillāha a’budu mukhliṣal lahụ dīnīKatakanlah, “Hanya Allah yang aku sembah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agamaku.” فَاعْبُدُوْا مَا شِئْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖۗ قُلْ اِنَّ الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اَلَا ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُfa’budụ mā syi`tum min dụnih, qul innal-khāsirīnallażīna khasirū anfusahum wa ahlīhim yaumal-qiyāmah, alā żālika huwal-khusrānul-mubīnMaka sembahlah selain Dia sesukamu! wahai orang-orang musyrik. Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah! Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. لَهُمْ مِّنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِّنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ۗذٰلِكَ يُخَوِّفُ اللّٰهُ بِهٖ عِبَادَهٗ ۗيٰعِبَادِ فَاتَّقُوْنِlahum min fauqihim ẓulalum minan-nāri wa min taḥtihim ẓulal, żālika yukhawwifullāhu bihī ibādah, yā ibādi fattaqụnDi atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawahnya juga ada lapisan-lapisan yang disediakan bagi mereka. Demikianlah Allah mengancam hamba-hamba-Nya dengan azab itu. “Wahai hamba-hamba-Ku, maka bertakwalah kepada-Ku.” وَالَّذِيْنَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوْتَ اَنْ يَّعْبُدُوْهَا وَاَنَابُوْٓا اِلَى اللّٰهِ لَهُمُ الْبُشْرٰىۚ فَبَشِّرْ عِبَادِۙwallażīnajtanabuṭ-ṭāgụta ay ya’budụhā wa anābū ilallāhi lahumul-busyrā, fa basysyir ibādDan orang-orang yang menjauhi tagut yaitu tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, mereka pantas mendapat berita gembira; sebab itu sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ اَحْسَنَهٗ ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدٰىهُمُ اللّٰهُ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمْ اُولُوا الْاَلْبَابِallażīna yastami’ụnal-qaula fa yattabi’ụna aḥsanah, ulā`ikallażīna hadāhumullāhu wa ulā`ika hum ulul-albābyaitu mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat. اَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِۗ اَفَاَنْتَ تُنْقِذُ مَنْ فِى النَّارِ ۚa fa man ḥaqqa alaihi kalimatul-ażāb, a fa anta tungqiżu man fin-nārMaka apakah engkau hendak mengubah nasib orang-orang yang telah dipastikan mendapat azab? Apakah engkau Muhammad akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka? لٰكِنِ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ ۙتَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ەۗ وَعْدَ اللّٰهِ ۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ الْمِيْعَادَlākinillażīnattaqau rabbahum lahum gurafum min fauqihā gurafum mabniyyatun tajrī min taḥtihal-an-hār, wa’dallāh, lā yukhlifullāhul-mī’ādTetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka mendapat kamar-kamar di surga, di atasnya terdapat pula kamar-kamar yang dibangun bertingkat-tingkat, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Itulah janji Allah. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya. اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَلَكَهٗ يَنَابِيْعَ فِى الْاَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهٗ حُطَامًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِa lam tara annallāha anzala minas-samā`i mā`an fa salakahụ yanābī’a fil-arḍi ṡumma yukhriju bihī zar’am mukhtalifan alwānuhụ ṡumma yahīju fa tarāhu muṣfarran ṡumma yaj’aluhụ huṭāmā, inna fī żālika lażikrā li`ulil-albābApakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat. اَفَمَنْ شَرَحَ اللّٰهُ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِ فَهُوَ عَلٰى نُوْرٍ مِّنْ رَّبِّهٖ ۗفَوَيْلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِّنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍa fa man syaraḥallāhu ṣadrahụ lil-islāmi fa huwa alā nụrim mir rabbih, fa wailul lil-qāsiyati qulụbuhum min żikrillāh, ulā`ika fī ḍalālim mubīnMaka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk menerima agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya sama dengan orang yang hatinya membatu? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍallāhu nazzala aḥsanal-ḥadīṡi kitābam mutasyābiham maṡāniya taqsya’irru min-hu julụdullażīna yakhsyauna rabbahum, ṡumma talīnu julụduhum wa qulụbuhum ilā żikrillāh, żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā`, wa may yuḍlilillāhu fa mā lahụ min hādAllah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al-Qur’an yang serupa ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk. اَفَمَنْ يَّتَّقِيْ بِوَجْهِهٖ سُوْۤءَ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗوَقِيْلَ لِلظّٰلِمِيْنَ ذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْسِبُوْنَa fa may yattaqī biwaj-hihī sū`al-ażābi yaumal-qiyāmah, wa qīla liẓ-ẓālimīna żụqụ mā kuntum taksibụnMaka apakah orang-orang yang melindungi wajahnya menghindari azab yang buruk pada hari Kiamat sama dengan orang mukmin yang tidak kena azab? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim, “Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan.” كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَاَتٰىهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَkażżaballażīna ming qablihim fa atāhumul-ażābu min ḥaiṡu lā yasy’urụnOrang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan rasul-rasul, maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka. فَاَذَاقَهُمُ اللّٰهُ الْخِزْيَ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚوَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُ ۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَfa ażāqahumullāhul-khizya fil-ḥayātid-dun-yā, wa la’ażābul-ākhirati akbar, lau kānụ ya’lamụnMaka Allah menimpakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia. Dan sungguh, azab akhirat lebih besar, kalau saja mereka mengetahui. وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَۚwa laqad darabnā lin-nāsi fī hāżal-qur`āni ming kulli maṡalil la’allahum yatażakkarụnDan sungguh, telah Kami buatkan dalam Al-Qur’an ini segala macam perumpamaan bagi manusia agar mereka dapat pelajaran. قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِيْ عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَqur`ānan arabiyyan gaira żī iwajil la’allahum yattaqụnYaitu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, tidak ada kebengkokan di dalamnya agar mereka bertakwa. ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا رَّجُلًا فِيْهِ شُرَكَاۤءُ مُتَشَاكِسُوْنَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِّرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلًا ۗ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَḍaraballāhu maṡalar rajulan fīhi syurakā`u mutasyākisụna wa rajulan salamal lirajulin hal yastawiyāni maṡalā, al-ḥamdu lillāh, bal akṡaruhum lā ya’lamụnAllah membuat perumpamaan yaitu seorang laki-laki hamba sahaya yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan, dan seorang hamba sahaya yang menjadi milik penuh dari seorang saja. Adakah kedua hamba sahaya itu sama keadaannya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. اِنَّكَ مَيِّتٌ وَّاِنَّهُمْ مَّيِّتُوْنَ ۖinnaka mayyituw wa innahum mayyitụnSesungguhnya engkau Muhammad akan mati dan mereka akan mati pula. ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُوْنَ ۔ṡumma innakum yaumal-qiyāmati inda rabbikum takhtaṣimụnKemudian sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu. Artikel Terkait Tinggalkan Balasan Baca Al-Qur'an AlQuran adalah kitab suci agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun dimulai sejak tanggal 17 Ramadan. Kitab suci Al Quran tersebut terbagi menjadi 30 juz, 114 surat dan 6236 Ayat.
TerjemahanMembaca. 023 surah. Terjemahan oleh. Abdullah Muhammad Basmeih (Ubah) Dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia; Surah Juz Halaman. Nasihat: cuba navigasi dengan ctrl K. 1 Al-Fatihah. 2 Al-Baqarah. 3 Ali 'Imran. 4 An-Nisa. 5 Al-Ma'idah. 6 Al-An'am. 7 Al-A'raf.
\n \n\njuz 23 dan terjemahan
إِلَّاصَيۡحَةٗ وَٰحِدَةٗ فَإِذَا هُمۡ خَٰمِدُونَ ٢٩ (Kebinasaan mereka) hanyalah dilakukan dengan satu pekikan (yang dahsyat), maka dengan serta merta mereka semua sunyi-sepi tidak hidup lagi. 36:30 يَٰحَسۡرَةً عَلَى ٱلۡعِبَادِۚ مَا يَأۡتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ ٣٠
SubscribeAl Quran Juz 23 , Surat Yasin Ayat 28 - Surat Az-Zumar Ayat 31 (Murottal dengan Terjemahan) Yang keseharian nya jauh dari Al Quran , dengan Al Quran dan Terjemahan Audio ini Insyaallah BACAANAL QURAN JUZ 23 Bacaan Ayat-Ayat Al Qur'an Juz Yang Ke-23 Tersusun dari Surah Yaa Siin Ayat yang ke: 28-83, Surah Ash Shaaffat Ayat 1-182, Surah Shaad Ayat 1-88, Surah Az Zumar Ayat 1-31. Baca juga Al Qur'an Juz Ke-22 atau Juz Ke-24. .
  • hau4w7561y.pages.dev/359
  • hau4w7561y.pages.dev/169
  • hau4w7561y.pages.dev/380
  • hau4w7561y.pages.dev/15
  • hau4w7561y.pages.dev/60
  • hau4w7561y.pages.dev/348
  • hau4w7561y.pages.dev/247
  • hau4w7561y.pages.dev/291
  • hau4w7561y.pages.dev/351
  • juz 23 dan terjemahan